Manajemen BUMDesa harus kompeten agar menjadi BUMDesa yang otonomi yang mampu mendukung kesejahteraan masyarakat dan memberikan pemasukan pada APBDesa. Pada saat yang sama, keberadaan BUMDesa tidak hanya diarahkan pada keuntungan dan laba komersial, tetapi juga dapat menjadi pendukung kesejahteraan sosial dan manfaat non-ekonomi lainnya yang dapat dinikmati oleh masyarakat desa. Pemerintah Desa dapat melakukan sosialisasi terkait Revitalisasi BUMDes Desa Wisata kepada masyarakat agar ikut mendukung dan membantu mengembangkan potensi desa. Substansi dan filosofi BUMDesa harus ditanamkan dengan rasa kebersamaan untuk memperkuat kelembagaan dan ekonominya.Â
Banyak BUMDesa yang tidak berfungsi sebagaimana mestinya, BUMDesa hadir di tengah masyarakat, namun hanya sebagai portofolio yang tidak aktif secara operasional. Hal ini juga terjadi di Desa Dongko. Berbagai permasalahan yang mempengaruhi BUMDesa Sumber Lancar tidak dapat berjalan secara efektif beberapa diantaranya yaitu:Â
1. Kurangnya akses permodalan BUMDesÂ
2. Minimnya pengetahuan pengelolaan BUMDes
3. Tidak optimalnya pengelolaan BUMDesa
Â
Namun, Desa Dongko juga memiliki potensi wisata budaya dan ekologi, yang jika dikembangkan menjadi desa wisata dapat meningkatkan perekonomian desa. Hal ini dikarenakan tidak efektifnya BUMDes Sumber Lancar yang sudah ada sehingga perlu adanya revitalisasi dengan mengembangkan Desa Wisata dengan harapan dapat memberikan dampak yang baik bagi potensi Desa Dongko.
Meskipun telah melakukan 3 tahap revitalisasi BUMDes dalam mendukung Desa Wisata diantaranya yaitu:Â
1. Tahap Pertama (Persiapan)
2. Tahap Kedua ( Melaksanakan sosialisasi)
3. Tahap Ketiga (Evaluasi)