"Gelar doktor bukan tentang panggilan kehormatan. Ia adalah bukti bahwa seseorang pernah berani berpikir dalam dan bertahan lama."
Di tengah cepatnya arus informasi dan hiruk-pikuk gelar instan, promosi doktor tetap menjadi simbol dari sebuah perjalanan intelektual yang mendalam. Butuh bertahun-tahun riset, debat akademik, revisi, dan refleksi diri --- hingga akhirnya sebuah disertasi dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah di hadapan publik.
Indonesia: Jumlah Doktor Masih Rendah
Menurut data Kemdikbudristek tahun 2023, jumlah lulusan doktor di Indonesia baru mencapai sekitar 51.000 orang, yang berarti kurang dari 0,02% dari total penduduk Indonesia. Dibandingkan dengan negara-negara seperti Korea Selatan dan Jepang yang memiliki rasio doktor jauh lebih tinggi per 1 juta penduduk, ini menandakan bahwa Indonesia masih perlu menggenjot kualitas dan kuantitas SDM akademik.
Menempuh Doktor Itu Maraton, Bukan Sprint
Studi doktoral di Indonesia rata-rata berlangsung 4--7 tahun, bergantung pada:
Kompleksitas topik dan metodologi
Proses publikasi ilmiah (terutama di jurnal internasional bereputasi)
Akses terhadap pembimbing, data, dan pendanaan
Selama proses itu, mahasiswa doktor menghadapi tantangan seperti: