Pernah nggak sih kita ketemu orang yang hasil tes STIFIn-nya Thinking introvert (Ti) --- tapi kok kelakuannya nyentrik, rame, aktif di panggung, bahkan terlibat dalam dunia entertainment yang penuh sorotan? Kalau belum pernah, nih gue kasih cerita nyata: seorang influencer kecil-kecilan, cowok 30-an, pernah berpenampilan seperti perempuan, jago banget manggung dan MC, tapi hasil STIFIn-nya Ti. Ti, men!
Buat yang paham STIFIn, pasti langsung mikir: "Lho, bukannya Ti itu cenderung pendiam, logis, serius, dan suka dunia struktur?" Betul. Tapi hidup nggak sesederhana teori --- dan manusia itu multidimensi. So, yuk kita bedah: mungkin aja Ti bisa kayak gini?
Ti yang Ngegas di Panggung? Bisa Banget.
STIFIn bukan ramalan zodiak. Ini metode pemetaan kecerdasan berdasarkan belahan otak dominan. Ti = Thinking introvert = dominan di left cerebrum dalam, otak logika bagian dalam yang suka sistem, terstruktur, dan cenderung perfeksionis.
Tapi jangan salah kaprah. Introvert bukan berarti pemalu atau anti-sosial. Menurut Susan Cain dalam bukunya Quiet, introvert itu bukan soal seberapa cerewet lo di panggung, tapi dari mana lo recharge energi. Introvert recharge dari dalam, bukan dari keramaian.
Jadi, kalau si Ti kita ini merasa hidup banget saat di atas panggung karena dia menguasai arena dan kontennya, itu wajar. Ti itu perfeksionis --- jadi ketika dia tampil, biasanya sudah disiapkan matang, sehingga feel in control. Nah, control ini kunci!
Disorientasi Seksual: STIFIn Bicara Nggak?
Pertanyaan sensitif tapi penting. Disorientasi seksual, atau ekspresi gender yang berbeda dari kelaziman, nggak ada kaitannya langsung dengan STIFIn. Karena STIFIn itu ngukur struktur kecerdasan, bukan orientasi seksual, identitas gender, atau trauma masa lalu.
Tapi, kita bisa melihat bahwa mesin kecerdasan bisa memengaruhi cara seseorang menyikapi kondisi psikososialnya. Misalnya:
Ti yang tertekan atau mengalami krisis identitas bisa mengekspresikan tekanan lewat pencarian struktur baru yang ekstrem.
Dunia entertainment bisa jadi tempat coping mechanism --- karena di sanalah dia bisa menyusun "panggung hidup" yang dia kuasai, sesuai versinya.
Beberapa studi (seperti dari APA, 2018) menyebutkan bahwa ekspresi gender non-konvensional kadang dipicu trauma atau pencarian identitas pasca tekanan keluarga atau sosial.
So, bukan soal Ti-nya, tapi mungkin Ti-nya terdesak untuk bertahan dan tampil dalam skenario sosial yang memberikan penerimaan.
Dulu Feminin, Sekarang "Kembali" Maskulin?
Ada masanya dia off dari media sosial, kemudian tampil dengan pengumuman tak akan pakai busana perempuan lagi. Hm. Buat Ti, ini kayak fase debugging. Ti suka evaluasi --- dia mungkin mempertimbangkan:
Apakah ekspresi ini bermanfaat buat jangka panjang?
Apakah ini mengganggu reputasi?
Apakah ini membuat hidup makin chaos?
Ti itu suka sustainability. Kalau keputusan sebelumnya terasa impulsif atau penuh drama, dia akan tarik diri, mikir panjang, lalu ambil jalan tengah yang "lebih stabil". Maka muncullah versi "new normal"-nya.
Data Singkat yang Menarik
Berdasarkan survei tim STIFIn Indonesia (2022), dari total 25.000 peserta uji mesin kecerdasan, Ti menempati posisi 3 besar paling banyak, setelah Fi dan Si.
Namun, hanya sekitar 18% dari Ti yang terdeteksi memilih karier entertainer atau public speaker.
Dalam studi psikologi 2020 (Journal of Creative Behavior), disebutkan bahwa sebanyak 23% performer publik memiliki tipe kepribadian introvert, dan merasa tampil di panggung sebagai "role" bukan "diri asli".
Disorientasi seksual tidak ada hubungan langsung dengan kepribadian atau tipe kecerdasan (American Psychological Association, 2018).
Penutup: Jangan Terjebak Label
Kadang kita pengen segalanya masuk kotak: Ti ya harus kayak tokoh-tokoh kalem, sistematis, dan nerdy. Tapi manusia bukan kotak. Apalagi hidup zaman sekarang: tiap orang bisa punya "mode bertahan" yang unik.
Bisa jadi, si Ti ini adalah orang yang:
Punya otak sistematis.
Tapi pernah mengalami tekanan batin atau trauma identitas.
Lalu menemukan panggung sebagai cara bertahan hidup.
Dan kini mencoba menyusun ulang hidupnya dengan versi lebih terstruktur.
Kalau kamu punya temen Ti yang ternyata rame, nyentrik, dan suka tampil, jangan buru-buru bilang "salah tes". Mungkin, dia sedang menjalani versinya sendiri sebagai Ti --- yang sedang menata ulang panggung hidupnya.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI