Tujuan pernikahan pasangan muslim pada umumnya adalah untuk sakinah. Bahagia bersama kekasih halal di dunia hingga berharap Allah ridhoi untuk kembali berkumpul di surga-Nya. Hal ini bukanlah sesuatu hal yang salah. Namun, ada hal yang luput dari pandangan manusia pada umumnya, jika kita mentafaquri pernikahan-pernikahan Rasulullah SAW. Rosulullah SAW memilili visi dakwah dalam pernikahannya.
Nabi Muhammad SAW memiliki kekhususan boleh menikahi lebih dari 4 wanita. Sementara bagi umat islam umumnya hanya boleh maksimal menikahi 4 orang wanita.
"Dan jika kamu takut tidak akan dapat berlaku adil terhadap (hak-hak) perempuan yang yatim (bilamana kamu mengawininya), maka kawinilah wanita-wanita (lain) yang kamu senangi: dua, tiga atau empat. Kemudian jika kamu takut tidak akan dapat berlaku adil, maka (kawinilah) seorang saja, atau budak-budak yang kamu miliki. Yang demikian itu adalah lebih dekat kepada tidak berbuat aniaya." (QS. Annisa : 3)
Pernikahan pertama Rasulullah SAW adalah dengan Bunda Khadijah. Nabi Muhammad SAW menikah dengan Bunda Khadijah ketika usia Bunda Khadijah 40 tahun. Terdapat selisih usia sekitar 15 tahun, antara Nabi Muhammad SAW dengan Bunda Khadijah saat dinikahi Rosulullah SAW. Saat itu Bunda Khadijah berstatus janda. Namun demikian, Bunda Khadijah adalah seorang wanita terpandang dan mapan dari segi finansial.
Terpaut usia yang cukup jauh, tidak mempengaruhi qowammah Rosulullah sebagai seorang suami. Bunda Khadijah tetap berkhidmat pada Rosul sebagai seorang istri. Ketika Nabi Muhammad SAW menerima wahyu pertamanya, Bunda Khadijah orang pertama yang membenarkan risalah yang dibawa Rosulullah. Ketika Rosul masih gemetar atas amanah yang diterimanya, Bunda Khadijah-lah yang menenangkan dan menyelimutinya.
Pernikahan Rosulullah dengan Bunda Khadijah adalah pernikahan yang bahagia. Nabi Muhammad sangat menyayangi Bunda Khadijah. Ketika Bunda Khadijah wafat, Nabi Muhammad SAW sangat terpukul. Saat itu usia Nabi Muhammad 50 tahun. Bunda Khadijah wafat tahun ke 11 setelah kenabian, sebelum hijrah ke Madinah.
Nabi Muhammad SAW bukanlah laki-laki yang mudah tergoda oleh wanita. Meski sangat mungkin melakukan poligami, namun ketika menikah dengan Bunda Khadijah, Rosulullah memilih untuk monogami. Padahal saat itu, kehidupan poligami adalah hal yang lumrah dilakukan masyarakat disana.
Setelah Bunda Khadijah wafat, Rasulullah menikahi Saudah. Saudah adalah seorang wanita berusia 70 tahun saat dinikahi Rosulullah. Pernikahan ini dilakukan karena Rosul ingin menjamin kehidupan Saudah yang ditinggal syahid suaminya.
Pernikahan selanjutnya adalah dengan Bunda Aisyah RA. Atas petunjuk malaikat jibril dalam mimpinya, Rosulullah SAW menerima tawaran menikah dengan Aisyah binti Abu Bakar. Saat dinikahi Rosul, Aisyah binti Abu bakar berusia 6 tahun. Namun, baru tinggal serumah dengan Rosul ketika usia 9 tahun. Bunda Aisyah adalah wanita yang cerdas. Beliau mampu meriwayatkan ribuan hadist. Beliau menjadi tempat bertanya para sahabat atas periwayatannya. Pernikahan Rasulullah SAW lainnya adalah dengan Hafsoh. Hafsah adalah putri dari Umar RA yang terkenal dengan sifatnya yang keras. Dalam sebuah riwayat, Umar RA mengatakan putrinya ini sangat mirip dengan dirinya. Hafsoh ketika dinikahi Rosul berstatus janda berusia 18 tahun.
Wanita istimewa lainnya yang menikah dengan Rosulullah SAW adalah Juariyah. Ia adalah wanita tawanan perang yang kemudian dinikahi oleh Rosul. Rosul menikahinya karena ingin memuliakan orang-orang yang baru masuk islam. Juariyah adalah putri dari pemimpin Bani musthaliq. Demikian juga dengan Shafiyyah . Ia adalah wanita yahudi, tokoh terpandang di kalangannya. Pada saat perang khoibar pecah, shafiyyah jadi tawanan. Karena ia adalah tokoh yang terpandang, para sahabat menilai tidak ada yang berhak atasnya selain Rosulullah. Rosulullah memerdekakannya kemudian menikahinya.
Banyak hikmah yang bisa dipetik dari Pernikahan Rasulullah SAW dengan Istri-istrinya. Diantaranya kita bisa melihat Rosulullah mampu mendidik istri-istrinya untuk taat pada Allah, meski dengan karakter masing-masing yang berbeda satu sama lain. Juga meski dengan latar belakang pernikahan yang berbeda. Tuduhan keji sering dilayangkan pada Rasululllah SAW karena menikahi beberapa wanita. Namun, tentu saja itu hanyalah pernyataan-pernyataan kebencian dari para pembenci islam. Setelah bunda Khadijah wafat, Rasulullah menikah dengan 11 wanita.Â