Peran Bank Utama dalam Struktur Keiretsu Bank utama memiliki peran penting dalam Keiretsu horizontal karena tidak hanya menyediakan pinjaman tetapi juga memegang saham dalam perusahaan anggota. Hubungan ini menciptakan kontrol yang kuat dari bank terhadap perusahaan. Bank bertindak sebagai pemantau dan fasilitator hubungan antar anggota, sekaligus berfungsi sebagai penyelamat keuangan dalam kondisi darurat. Struktur ini mengurangi kemungkinan pengambilalihan paksa karena kekuatan bank sangat dominan.
Peran Pemerintah Melalui MITI Kementerian Perdagangan Internasional dan Industri Jepang (MITI) berperan aktif dalam mengarahkan pertumbuhan ekonomi Jepang pada masa pasca-perang. MITI menetapkan kebijakan industri strategis untuk mempromosikan sektor-sektor unggulan, memfasilitasi alih teknologi dari luar negeri, dan mendorong kolaborasi antar perusahaan, termasuk melalui struktur Keiretsu. Kebijakan ini mendukung pembentukan perusahaan perdagangan kuat yang mampu bersaing secara internasional.
Karakteristik dan Dampak Ekonomi Keiretsu Keiretsu dianggap sebagai elemen kunci dalam keberhasilan pertumbuhan ekonomi Jepang setelah Perang Dunia II. Beberapa karakteristik dan dampak yang menonjol antara lain:
Stabilitas dan Fokus Jangka Panjang yang disebabkan oleh kepemilikan silang dan dukungan bank utama memberikan perlindungan terhadap fluktuasi pasar dan ancaman pengambilalihan, sehingga memungkinkan perusahaan merencanakan strategi jangka panjang.
Efisiensi dan Kolaborasi yang berasal dari hubungan erat antar perusahaan dalam Keiretsu vertikal memungkinkan implementasi sistem produksi seperti just-in-time. Pertukaran informasi yang cepat antar pihak dalam kelompok ini mempercepat proses pengambilan keputusan dan meningkatkan efisiensi operasional.
Kekuatan Kompetitif yang ditunjukkan oleh Keiretsu melalui inisiatif strategis di berbagai sektor utama seperti petrokimia, teknologi informasi, energi, dan real estat.
Namun, sistem ini juga menghadapi berbagai tantangan:
- Keterbatasan Kompetisi yang terjadi karena eksklusivitas hubungan dalam Keiretsu mengurangi dinamika pasar dan dapat menyebabkan praktik yang kurang efisien.
- Risiko Utang Berlebih yang timbul dari akses mudah ke pendanaan dari bank utama, sehingga mendorong perusahaan mengambil utang berlebihan atau strategi investasi yang terlalu agresif.
- Kurangnya Fleksibilitas yang disebabkan oleh kompleksitas jaringan Keiretsu mengakibatkan adaptasi terhadap perubahan pasar menjadi lebih lambat.
- Ketertutupan yang terjadi karena hubungan internal yang erat menyulitkan pihak luar untuk masuk atau mengakuisisi perusahaan anggota.
Penurunan Pengaruh dan Kritik Terhadap Keiretsu Pengaruh Keiretsu mulai mengalami penurunan sejak terjadinya resesi ekonomi di Jepang pada tahun 1990-an. Banyak bank utama menghadapi masalah keuangan yang menyebabkan terjadinya merger dan kebangkrutan, yang pada akhirnya melemahkan ikatan antar anggota Keiretsu. Kepemilikan saham silang mulai berkurang dan struktur Keiretsu menjadi kurang terintegrasi seperti sebelumnya, meskipun mereka tetap berpengaruh di awal abad ke-21.
Terdapat pula kritik akademis terhadap keberadaan Keiretsu. J. Mark Ramseyer dan Yoshiro Miwa menyatakan bahwa Keiretsu pasca-perang hanyalah konstruksi ideologis yang diciptakan oleh kalangan Marxis untuk menggambarkan dominasi kapitalisme monopoli. Mereka menunjukkan bahwa hubungan saham silang tidak selalu konsisten, hubungan dengan bank utama seringkali lemah, dan klub alumni Zaibatsu tidak memiliki kekuatan signifikan sebagaimana diasumsikan.
Penutup
Konsep "Japan Inc." yang diwujudkan melalui struktur Keiretsu merupakan fenomena unik dalam sejarah ekonomi modern. Kolaborasi erat antara industri, lembaga keuangan, dan pemerintah melalui kebijakan strategis menciptakan fondasi kuat untuk pertumbuhan ekonomi Jepang setelah Perang Dunia II. Meskipun struktur ini memiliki kelemahan dan mengalami penurunan pengaruh karena globalisasi dan krisis ekonomi, pemahaman terhadap sejarah dan dinamika Keiretsu tetap penting untuk menelaah bagaimana kolaborasi antara negara dan dunia usaha dapat berkontribusi terhadap pembangunan ekonomi yang berkelanjutan dan kompetitif.