Peran Lembaga Pendidikan Islam dalam Tradisi Berbagi Ramadhan
Bulan Ramadhan tidak hanya menjadi momentum spiritual bagi umat Islam untuk meningkatkan ibadah, tetapi juga menjadi kesempatan emas untuk menguatkan kepedulian sosial melalui berbagai kegiatan filantropi. Tradisi membagikan takjil dan sembako telah mengakar kuat dalam masyarakat Indonesia, termasuk di Kabupaten Jeneponto, Sulawesi Selatan. Yang menarik, institusi pendidikan Islam seperti MTsN 2 Jeneponto dan MAN Jeneponto turut ambil bagian dalam gerakan kemanusiaan ini. MTsN 2 Jeneponto di bawah kepemimpinan Herman, S.Pd. telah menyiapkan sekitar 50 paket sembako yang akan dibagikan langsung ke masjid dan mushollah di Kecamatan Kelara. Sementara itu, MAN Jeneponto yang dipimpin oleh Dr. Ihdiana, S.Pd., M.Pd. bahkan menyiapkan 100 paket sembako untuk didistribusikan ke masjid dan mushollah di Kecamatan Binamu dan kecamatan lain yang tercatat dalam daftar masjid sasaran.
Pemilihan masjid dan mushollah sebagai lokasi distribusi sembako memiliki makna strategis yang mendalam. Masjid bukan sekadar tempat ibadah, tetapi juga pusat aktivitas sosial dan pemberdayaan masyarakat. Dengan mendistribusikan sembako melalui masjid dan mushollah, kedua lembaga pendidikan tersebut tidak hanya memenuhi kebutuhan material masyarakat, tetapi juga memperkuat fungsi sosial dari rumah ibadah. Program ini menjadi contoh nyata bagaimana sinergi antara lembaga pendidikan dan lembaga keagamaan dapat menciptakan dampak sosial yang lebih luas dan berkelanjutan. Dampak ganda ini tidak hanya dirasakan oleh penerima manfaat, tetapi juga memperkuat kohesi sosial dan sistem gotong royong yang menjadi fondasi masyarakat Indonesia.
Inisiatif berbagi takjil dan sembako oleh lembaga pendidikan Islam di Jeneponto juga dapat dilihat sebagai bentuk akuntabilitas sosial terhadap masyarakat. Sebagai lembaga yang didanai oleh negara dan mendapatkan kepercayaan dari masyarakat, madrasah memiliki tanggung jawab untuk memberikan kontribusi nyata bagi kesejahteraan sosial. Melalui program berbagi takjil dan sembako, MTsN 2 Jeneponto dan MAN Jeneponto telah menunjukkan kepada publik bahwa mereka tidak hanya berperan dalam mencerdaskan generasi muda, tetapi juga peduli terhadap kondisi masyarakat sekitar. Hal ini pada gilirannya akan memperkuat kepercayaan publik terhadap lembaga pendidikan Islam sebagai institusi yang memiliki integritas dan kepedulian sosial.
Ke depan, inisiatif berbagi takjil dan sembako oleh lembaga pendidikan Islam di Jeneponto perlu dikembangkan menjadi program yang lebih sistematis dan berkelanjutan. Kolaborasi dengan berbagai pemangku kepentingan, seperti pemerintah daerah, organisasi masyarakat sipil, dan sektor bisnis, dapat memperluas jangkauan dan dampak program. Integrasi program berbagi dengan pendidikan kewirausahaan sosial juga dapat memaksimalkan potensi filantropi Ramadhan sebagai instrumen transformasi sosial. Dengan demikian, tradisi berbagi takjil dan sembako tidak hanya menjadi kegiatan charity yang bersifat temporer, tetapi berkembang menjadi gerakan pemberdayaan yang mampu menciptakan perubahan sosial yang berkelanjutan, selaras dengan misi pendidikan Islam yang komprehensif dalam membentuk insan kamil yang bermanfaat bagi sesama.
By : ighort
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI