Mohon tunggu...
Nurdin Ahmadi
Nurdin Ahmadi Mohon Tunggu... Penulis - ikhtiar dan doa

keep learn and hard work

Selanjutnya

Tutup

Money Artikel Utama

Dunia Bergerak Bangun Pelabuhan Cerdas, Indonesia Kapan?

29 Maret 2016   12:27 Diperbarui: 29 Maret 2016   15:31 391
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="Aktivitas pemuatan peti kemas ke dalam kapal kargo di Jakarta International Container Terminal, Tanjung Priok, Jakarta. (Kompas/Totok Wijayanto)"][/caption]Agenda besar dunia pada saat  ini adalah mewujudkan agenda Sustainable Development Goals (SDGs) 2015-2030, yang merupakan lanjutan dari agenda Millenium Development Goals (MDGs) yang berakhir tahun 2015. Pada sidang KKT Pembangunan Berkelanjutan PBB September 2015, Indonesia berkomitmen untuk mengadopsi 17 agenda SDGs tersebut. 

Seiring dengan hal tersebut, Indonesia saat ini sedang mengusung agenda menjadi “Poros Maritim Dunia”, dengan mengembangkan pelabuhan-pelabuhan yang besar dan mendorong investasi di bidang kemaritiman secara besar. Agenda tersebut tentunya harus seiring dengan SDGs sebagai komitmen Indonesia pada Dunia dan pada generasi penerus Indonesia, jangan sampai kita mengejar pembangunan maritim sesaat yang masif tapi mengabaikan keberlanjutan lingkungan dan ekonomi di masa mendatang.                 

Khusus untuk keberlanjutan pengembangan pelabuhan, beberapa negara telah mengembangkan konsep-konsep pengembangan pelabuhan berkelanjutan yang mendudukan posisi ekonomi/profit dan lingkungan (ekologi) dalam posisi yang seimbang dengan mengeluaran konsep eco port, green port, dan yang terbaru adalah konsep smartport.

Konsep smart port pertama kali dimunculkan oleh Hamburg Port Authority (HPA) pada dasarnya adalah adanya kreativitas dan inovasi untuk mencapai pertumbuhan ekonomi atau peningkatan profit pelabuhan yang berkelanjutan dengan dampak yang seminimal mungkin terhadap lingkungan. 

Smart port yang diusung oleh  HPA terdiri atas dua pilar utama, yaitu smart port di bidang energi dan smart port di bidang logistik. Smart port di bidang energi bertujuan mengurangi konsumsi energi, emisi, dan biaya di pelabuhan, dengan konsep mobilitas yang inovatif, menggunakan sumber energi terbarukan dan terhubung dengan pembangkit listrik  yang efisien dan ramah lingkungan.

Pilar kedua, konsep smart logistic, berfokus pada peningkatan efisiensi ekonomi dari pelabuhan  sebagai link penting dalam rantai pasokan global. Mereka mengembangkan infrastruktur yang berteknologi cerdas: teknologi terbaru IT yang dikerahkan untuk mengumpulkan, menganalisis, dan mengolah data sehingga dapat meningkatkan transparansi pada semua tahap suplay chain  dan memungkinkan intervensi dini jika terindikasi adanya perubahan. Hal ini dapat meningkatkan efisiensi dan kesalahan dalam sistem logistik mereka.

Keberlanjutan pengembangan pelabuhan (sustainability port development) menjadi sangat penting, mengingat hampir 80% total volume perdagangan dunia diangkut melalui laut yang merupakan 70% dari total nilai perdagangan dunia (UNCTAD : Review of Maritime Transport 2015).  Dari persentase volume sebesar 80% tersebut Asia menguasai pangsa sebesar 40% (muat/loaded) - 60% (bongkar/unloaded).

Fakta yang ada saat ini, penduduk dunia sudah mencapai 7,3 miliar dan diperkirakan pada tahun 2030 mencapai 8,5 miliar, sehingga akan diikuti meningkatnya perdagangan dunia dan tentunya kebutuhan pelabuhan dan pelayaran untuk mengangkut meningkatnya volume perdagangan dunia tersebut.

Mengahadapi semua hal ini, dengan segala kelebihan yang dimiliki Indonesia, kita harus bergerak lebih cepat sehingga tidak tertinggal terlalu jauh dengan negara-negara di Asia lainnya, seperti Malaysia, Singapura, Thailand, China, dan India soal pelabuhan.  

Permasalahan dwelling time, lamanya waktu tunggu kapal, kongesti, efisiensi pelabuhan dll, sudah bukan menjadi isu utama dunia dalam bidang pelabuhan. Dunia saat ini sudah beranjak kepada isu keberlanjutan perekonomian dan lingkungan seperti zero waste, penggurangan emisi gas buang, dan penggunaan energi terbaharukan di pelabuhan serta isu lingkungan lainnya.

Isu pelabuhan dunia internasional saat ini sudah tidak hanya menyoal efisiensi, tetapi juga sudah kepada pelabuhan yang cerdas (smart port), lalu kapan Indonesia bergerak soal isu ini? Semoga hal ini tidak akan lama lagi, saya berharap 2020 Indonesia memiliki smart port dan Indonesia benar-benar menjadi Poros Maritim Dunia, sebagaimana yang dicita-citakan oleh Presiden Jokowi.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun