Teori pertumbuhan ekonomi wilayah, merupakan suatu pertumbuhan ekonomi yang terjadi di dalam suatu wilayah yang memiliki dampak terhadap keberlangsungan wilayah tersebut dimasa yang akan datang. Dengan terjadinya pertumbuhan ekonomi yang baik disuatu wilayah, akan berdampak pada kesejahteraan masayarakatnya dengan baik juga dan sebaliknya. Apabila disuatu wilayah mengalami pertumbuhan ekonomi dengan cukup drastis tentunya akan menghasilkan keluaran di wilayah tersebut baik pula. Â Dari pengertian tersebut, juga terdapat pengertian pertumbuhan ekonomi wilayah berdasarkan teori, diantaranya :
Teori Pertumbuhan Klasik
Teori ini menjelaskan, bahwa terjadinya pertumbuhan ekonomi disuatu wilayah dapat dilakukan berdasarakan kebebasan. Hal tersebut, akan menentukan hasil dari kegiatan ekonomi apabila tidak ada unsur-unsur yang terikat. Pada teori klasik ini juga terdapat variable yaitu, investor dan buruh.. Selain itu, kegiatan ekonomi tersebut juga tidak diatur oleh pemerintah, namun pemerintintah tetap memberikan dukungan kepada pihak swasta dalam hal penyediaan fasilitas supaya kegiatan ekonomi berjalan dengan lancar.
Teori Pertumbuhan Neoklasik
Pada pertumbuhan ekonomii berdasarkan teori ini yakni dipengaruhi oleh produktivitas. Kemudian, produktivitas dipengaruhi dengan adanya ketenagakerja dan adanya teknologi.
Teori Basis Ekonomi
Teori ini menjelaskan bahwa, pertumbuhan ekonomi wilayah ditentukan dengan besaran ekspor.
Teori Ekonomi Geografi
Teori ini menjelaskan bahwa, pertumbuhan ekonomi disuatu wilayah ditekankan pada system sebab-akibat sehingga timbul pusatan pada suatu wilayah tertentu.
Dari pengertian pertumbuhan ekonomi wilayah berdasarkan teori tersebut memiliki suatu kesatuan yang pada hakikatnya semua potensi yang ada maupun tidak ada di suatu wilayah harus dikembangkan. Hal tersebut, berkaitan dengan proses pertumbuhan ekonomi wilayah itu sendiri. Apabila suatu wilayah memiliki sebuah sector yang menjadi kemampuan untuk dikembangkan dan memiliki keunggulan, sector tersebut dapat dikatakan basis. Sector basis juga dinilai apabila wilayah tersebut mampu berproduksi dan mengekspor barang atau jasa ke luar wilayah sehingaa, menghasilkan keuntungan.
Dalam artian, sector tersebut mampu untuk memenuhi wilayahnya itu sendiri dan wilayah lain. Sedangkan sector non basis, kurangnya potensi dari sebuah sector sehingga menjadikan wilayah tersebut hanya mampu memenuhi kebutuhan wilayahnya sendiri. Dalam penilaiannya, sector basis sudah pasti sector unggulan, akan tetapi sector unggulan belum tentu sector basis. Untuk mengetahui potensi sector di suatu wilayah, dapat diketahui dengan menggunakan metode LQ (Location Quotient).