Mohon tunggu...
Nurbaya Saogo
Nurbaya Saogo Mohon Tunggu... Mahasiswa

Hobi saya masak, mancing, voli ball, berenang, suka buat kue-kue an, dan belajar menulis dan berkonten di Kompasiana.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Kenapa Hidup Ini Terasa Seperti Buku yang Tak Pernah Usai?

28 Juli 2025   08:41 Diperbarui: 28 Juli 2025   08:41 27
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto : Hidup adalah buku yang sedang ditulis. (Sumber gambar : Pixabay com )

Pernahkah kamu duduk sendiri di tengah malam, merenungi hidup yang terasa seperti tak kunjung selesai ditulis? 

Setiap harinya ada kejadian baru, ada pelajaran yang berbeda, ada tokoh-tokoh yang datang dan pergi. Rasanya seperti membaca sebuah buku yang tidak ada akhir halamannya. Dan mungkin memang begitulah hidup: sebuah buku tanpa halaman terakhir.

Dalam hidup, kita tidak pernah tahu apa yang akan tertulis di bab selanjutnya. Hari ini mungkin tentang kebahagiaan sederhana---secangkir kopi dan senyuman orang terdekat. 

Esok bisa jadi tentang kehilangan, kecewa, atau perjuangan yang melelahkan. Namun bukankah justru karena itulah, hidup menjadi menarik?

Ada yang menyamakan hidup dengan perjalanan, ada pula yang menyamakannya dengan permainan. Tapi aku lebih senang memandang hidup sebagai sebuah buku yang sedang terus ditulis. 

Kita adalah tokoh utama, sekaligus penulis dari cerita itu. Setiap keputusan yang kita ambil, adalah kalimat baru yang kita ukir. Setiap pengalaman, adalah paragraf yang membentuk diri kita hari ini.

Kadang kita ingin melompati bab yang menyakitkan. Ingin segera sampai di bagian akhir yang bahagia. Tapi tidak semua bagian dalam buku bisa dilewati begitu saja. 

Justru bab-bab yang paling sulit itulah yang membuat karakter tokoh dalam buku berkembang dan bertumbuh. Sama seperti kita.

Dalam buku kehidupan, tidak semua tokoh bertahan sampai akhir. Ada yang hadir hanya untuk satu bab, lalu menghilang tanpa jejak. Ada yang menjadi konflik, ada pula yang menjadi penyembuh. 

Tidak semua orang mengerti isi cerita kita, dan itu wajar. Karena tidak semua tokoh diciptakan untuk memahami seluruh isi buku.

Namun yang terpenting adalah: kita terus menulis. Meski pernah terluka, meski halaman sebelumnya penuh dengan coretan atau air mata---buku ini tetap milik kita.

Terkadang kita merasa cerita kita buruk. 

Tidak semenarik orang lain. 

Tapi siapa bilang buku yang baik harus selalu ceria? 

Buku terbaik justru penuh makna, penuh warna, dan jujur terhadap emosi. Hidup tidak harus sempurna untuk layak diceritakan.

Kita tidak bisa kembali ke halaman sebelumnya untuk menghapusnya, tapi kita bisa belajar menulis bab berikutnya dengan lebih bijak. Dengan hati yang lebih terbuka. Dengan tujuan yang lebih jelas.

Jika hidup adalah buku, maka kita bukan pembaca pasif. Kita adalah penulis aktifnya. Dan halaman terakhir, bukanlah sesuatu yang harus kita kejar dengan tergesa. 

Karena sesungguhnya, makna dari hidup bukan hanya pada bagaimana cerita itu berakhir, tetapi bagaimana setiap halaman dituliskan dengan penuh kesadaran dan cinta.

Jadi, jangan takut jika hidup ini terasa panjang dan belum usai. Justru karena belum usai, kita masih punya kesempatan untuk menulis kisah yang lebih baik, untuk memperbaiki karakter, dan menciptakan bab yang pantas dikenang.

Teruslah menulis hidupmu. Karena kisahmu berharga. Dan siapa tahu, buku kehidupanmu bisa menjadi inspirasi bagi banyak orang yang membacanya meski hanya dalam diam.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun