Pada saat ini, seluruh dunia sedang menghadapi masalah besar. Berawal dari munculnya suatu wabah penyakit yang disebabkan oleh virus, yaitu virus corona atau covid-19. Dengan munculnya penyakit corona banyak aspek kehidupan yang mengalami perubahan. Dunia perekonomian semakin lemah. Hubungan sosial semakin menurun, kurang interaksi dan kepedulian terhadap sesama.
     Dampak dari virus covid-19 ini, terutama pada dunia pendidikan kita harus siap menghadapi perubahan ini, karena dunia pendidikan akan mengalami perubahan drastis akibat pandemi covid-19.
     Virus yang berasal dari Wuhan tersebut telah berhasil membuat jutaan orang meninggal, menyebabkan sekolah banyak di tutup. Virus ini menular dan masuk melalui selaput lendir seperti hidung dan mulut. Pada awal Februari 2020, virus ini menular sangat cepat sehingga World Health Organization (WHO) menetapkan wabah covid-19 ini sebagai pandemi global. Beberapa pemerintah memutuskan untuk melakukan atau menerapkan sistem lockdown.
     Pemerintah telah mengeluarkan kebijakan-kebijakan, salah satunya dengan meliburkan aktivitas (tatap muka). Hal ini berdampak besar pada perkembangan pendidikan anak, anak dituntut untuk belajar mandiri, belajar secara daring (dalam jaringan).
     Pembelajaran daring atau online merupakan sistem pembelajaran tanpa tatap muka. Guru dan siswa melakukan pembelajaran dengan jaringan internet. Hal ini merupakan tantangan bagi para guru, karena guru dituntut untuk bisa mengelola, mendesain media pembelajaran guna untuk mencapai tujuan pembelajaran dan untuk mencegah kebosanan siswa dalam pembelajaran daring tersebut.
     Siswa dan orang tua menghadapi tantangan baru, orang tua dituntut untuk mendampingi siswa dalam proses belajar online tersebut. Tidak sedikit orang tua yang tidak paham mengenai penggunaan media online, hal ini akan menghambat keaktifan siswa dalam proses belajar daring ini.
     Semua orang di Indonesia merasakan dampak covid-19 dalam pendidikan saat ini. Contohnya mungkin ada siswa yang tidak memiliki ponsel untuk bisa melaksanakan pembelajaran online, atau pada daerah tertentu, mungkin juga susah untuk mendapatkan sinyal internet yang baik. Belajar online tidak bisa terlepas dari internet.
     Pembelajaran secara daring juga dapat menurunkan pencapaian belajar peserta didik dan berisiko kehilangan pembelajaran, karena kegiatan belajar secara tatap muka dapat menghasilkan pencapaian akademik lebih baik dibandingkan pembelajaran secara online.
     Kurangnya interaksi fisik antar guru dan siswa karena dalam pembelajaran online siswa harus diberikan tugas melalui WhatsApp atau Google Classroom, kebanyakan siswa kesulitan dalam mengerjakan tugas karena tidak ada penjelasan-penjelasan yang lebih mendetail dari guru tentang tugas yang di berikan. Akibatnya banyak siswa yang mengeluh dan tidak bersemangat dalam mengerjakan tugas. Tugas yang diberikan guru juga banyak, sementara waktu yang diberikan sangat singkat.
     Akibat kurangnya interaksi langsung antara guru dan siswa, otomatis berkuranglah internalisasi nilai-nilai karakter yang seharusnya ditanamkan seorang guru ke dalam diri siswa. Karena tugas seorang guru bukan hanya mengajar, mentransferkan ilmu pengetahuan saja, tetapi seorang guru juga dituntut untuk mendidik akhlak dan karakter siswa. Hal ini tidak boleh mematahkan semangat guru dalam menjalankan tugasnya sebagai pendidik, tidak boleh mematahkan semangat siswa dalam belajar. Pandemi covid-19 ini tidak boleh mematahkan semangat dan harapan kita semua.
     Pandemi covid-19 ini mungkin saja datang sebagai ujian untuk kita semua. Kita harus mampu mencerdaskan kehidupan bangsa walau dalam kondisi seperti ini.