Mohon tunggu...
Nurani Prima D
Nurani Prima D Mohon Tunggu... Musisi - :)

Masih belajar dan mau terus belajar

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno Pilihan

Mengenal Biota Laut: Penyu Sisik (Eretmochelys imbricata)

19 November 2020   17:54 Diperbarui: 19 November 2020   18:39 657
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
2013 Maldives by MDC SeaMarc (via Wikimedia Commons)

Tidak dapat dipungkiri ancaman alami dari predator juga faktor antropogenik terhadap populasi penyu masih ada. Upaya konservasi harus terus ditingkatkan. Membangun penangkaran penyu sisik baik dilakukan. Berdasarkan penelitian Maggeni dan Feeney (2020) selama 12 tahun program penangkaran menunjukkan, kesukseksan perkawinan diawali dengan memisahkan individu jantan dan betina. Hal ini karena penyu spesies yang soliter di luar musim kawin. Pemisahan ini dilakukan untuk menggambarkan kondisi sebenarnya di alam. Selain itu keberhasilkan penetasan telur menggunakan inkubator lebih baik dibandingkan pasir.

Selain melindungi dari predator, juga mempengaruhi jenis kelamin keturunan yang dihasilkan. Di Indonesia penangkaran penyu sudah banyak dikembangkan, salah satunya Penangkaran Penyu Gili Trawangan, NTB yang berdiri sejak 2009. Telur-telur penyu yang ditemukan di sekitar pantai ditetaskan hingga menjadi penyu kecil atau tukik, dipelihara dalam akuarium besar, dan ketika tumbuh besar akan dilepas ke laut bebas. Upaya penyelamatan penyu sisik tentu tidak hanya tanggungjawab penduduk setempat, melainkan juga seluruh lapisan masyarakat. Mari kita jaga selalu kelestarian penyu sisik! 

Referensi 

Bali Tours Club. Konservasi Penyu di Gili Trawangan. 1 hlm. diakses 19 November 2020 pk. 11.25 WIB. 

Hermawan D, Silalahi S, Eidman HM. 1993. Studi habitat peneluran penyu sisik (Eretmochelys imbricata l) di Pulau Peteloran Timur dan Barat Taman Nasional Kepulauan Seribu, Jakarta. Jurn Ilm Kelaut dan Perikan Indones. 1 (1):3337. 

Joseph, J. H. Nishizawa, M. Hassan, M. I. Zakariah, S. A. Jaaman & Z. Xuelei. 2017. Utilization of Brunei Bay (Malaysia) as a developmental and foraging habitat for hawksbill turtle (Eretmochelys imbricata). Regional Studies in Marine Science 16 (2017): 304 -- 307. 


Kim, I., C. Yi, D. Han, D. Park, J. Park, I. Cho & M. Kim. 2020. First record of the hawksbill turtle (Eretmochelys imbricata, Reptilia: Testudines: Cheloniidae) from South Korea. Journal of Asia-Pacific Biodiversity 13 (2020): 151- 155. 

Maggeni, R. & W. E. Feeney. 2020. Insights into the successful breeding of Hawksbill sea turtles (Eretmochelys imbricata) from a long-term captive breeding program. Global Ecology and Conservation 24 (2020): e01278. 

Nuitja, I. N. S. 1992. Biologi dan Ekologi Pelestarian Penyu Laut. Bogor (ID), IPB Press. 

Pranata, I. P. A. W., F. Yulianda, M. D. Kusrini. 2020. Pengaruh morfologi pantai terhadap preferensi bersarang penyu sisik (Eretmochelys imbricata, Linneaus 1766) di Pulau Belanda dan Kayu Angin Bira. Habitus Aquatica 1 (1): 38 -- 43. 

Samanya, R. 2015. Biologi Konservasi Penyu Laut. 10 hlm. diakses 18 November 2020 pk. 20.00 WIB. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun