Mohon tunggu...
Filsafat

Apa yang Anda Pikirkan tentang Jabariyyah?

25 September 2018   18:31 Diperbarui: 25 September 2018   18:50 312
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Jabariyyah berasal dari kata Jabara yang berarti memaksa dan mengharuskannya melakukan sesuatu. Atau, secara harfiah dari lafadz al-jabr yang berarti paksaan. Sedangkan secara istilah, jabariyyah adalah menolak adanya perbuatan dari manusia dan menyandarkan semua perbuatan kepada Allah SWT. Dengan kata lain adalah manusia melakukan perbuatan dalam keadaan terpaksa ( Majbur ). 

Jika dikatakan Allah mempunyai sifat Al_Jabbar (dalam bentuk mubalaghah), itu artinya allah maha memaksa. Selanjutnya, kata jabara setelah ditarik menjadi jabariyah memiliki suatu kelompok atau aliran. Menurut Asy-Syahratsan menegaskan bahwa paham Al-Jabr iyalah menghilangkan perbuatan manusia dan menyandarkannya kepada Allah SWT. 

Dalam kata lain manusia melakukan semua perbuatannya dalam keadaan terpaksa. Dalam bahasa inggris Jabariyyah ( Fatalism atau Predestination) yaitu bahwa perbuatan manusia telah ditentukan dari semula qadha dan qadhar Allah. Sedangkan, Jabariyyah menurut Mutakallimin adalah sebutan untuk mazhab al kalam yang menafikkan perbuatan secara haqiqi dan menisbatkan kepada Allah SWT semata.

  • Bagaimanakah Sejarah Tentang Jabariyyah Itu
  • Paham Jabariyyah pertama kali di perkenalkan oleh Ja'ad Bin Dirham kemudian disebarkan oleh Jahm bin Shafwan dari Khurasan. Dalam sejarah teologi islam Jahm tercatat sebagai tokoh yang mendirikan aliran Jahmiyyah dalam kalangan Murji'ah.
  • Mengenai asal-usulnya munculnya jabariyyah terdapat dua faktor, antara lain:

Faktor Politik

Pendapat jabariyyah di masa kerajaan Ummayyah (660-750 M) yaitu di masa keadaan keamanan sudah mulai pulih karena tercapainya perjanjian Muawiyah dan Hasan Bin Ali Bin Abu Thalib. 

Para muawiyah mencari jalan untuk memperkuat kedudukannya dan di saat itulah para muawiyah bermain politik dengan cara yang licik yaitu dengan memasuki fikiran para rakyat jelata bahwasanya pengangkaannya sebagai kepala Negara dan pemimpin umat islam adalah sesuai dengan Qadha dan Qadhar nya dan tidak ada unsur manusia yang terlibat di dalamnya. Golongan jabariyyah pertama kali mumcul di Khurasan (Persia) bersamaan pada saat munculnya golongan Qodariyyah, kira -- kira tahun 70 H.Dan aliran ini di pelopori oleh Jahm bin Shafwan. 

Namun sebagian pendapat lain mengatakan bahwa orang yang pertama kali mempelopori adalah Al-Ja'ad bin Dirham, dia juga pertama kali menyatakan bahwasanya AL-qur'an itu adalah mahkluk dan meniadakan sifat -- sifat Allah SWT. Saat ini jahmiyah sudah tidak ada lagi dan musnah akan tetapimucul kaum lain sebagai pewaris kedua yaitu kaum Mu'tazilah sehingga paham tersebut menjadi segar kembali. 

Maka dari itu Imam Shafi'I menyebutkan Wasil, Umar, Ghallan al-Dimasyq sebagai tiga serangkai yang seide. Mengapa disebut jahmiyyah karena mewarisi dari paham penolakan mereka yang meniadakan sifat -- sifat Allah SWT, AL-Qur'an itu mahkluk, dan mengingkatan meraka bahwasanya kemungkinan mereka bisa melihat Allah SWT dengan mata kepala di saat hari kiamat nanti. Pengikut Mu'tazilah adalah Jahmiyah, tetapi tidak semua Jahmiyah adalah Mu'tazilah. Karena, kaum Mu'tazilan dan kaum Jahmiyah iyu berbeda pendapat dalam masalah hamba berbuat karena terpaksa. Ketika kaum Mu'tazilah menafikannya sedangkan kaum Jahmiyah meyakininya.

Faktor Geografi

Para ahli sejarahmengkaji melalui Geokultural bangsa arab. Bangsa arab kehidupannya di kungkung oleh gurun pasir sahara yang memberikan pengaruh besar di dalam cara hidup mereka. Ketergantungan mereka pada gurun sahara yang panas dan gersang tersebut sehingga memunculkan sikap penerahan diri terhadap alam tersebut. Merka merasa lemah dan letih dalam menghadapi kesukaran -- kesukaran dan kesulitan hidup. Akhirnya, mereka semua bnyak menggantungkan diri kepada sikap Fatalisme.

  • Siapakah Tokoh -- Tokoh Tersebut
  • Ja'd Bin Dirham
  • Ja'd adalah seorang hamba dari bani Hakam dan Tinggal di Damsyik. Ja'd di bunuh pancung oleh Gubernur Kufah yaitu Khalid bin Abdullah El-Qasri.
  • Pendapat menurut Ja'd adalah:
  • Tidak pernah Allah berbicara dengan Musa ( Qs. An-Nisa: 164 )
  • Nabi Ibrahim tidak pernah di jadikan Allah kesayangan Nya (Qs. An-Nisa: 125)
  • Jahm bin Shafwan
  • Jahm bin Dirham berasal dari Persia dan meninggal pada tahun 128 H dalam menghadapi peperangan di Marwah dengan Bani Ummayah.
  • Pendapat menurut Jahm bin Shafwan adalah:

pendengaran. Hendaklah manusia menggunakan akalnya untuk tujuan mendapatkan pengetahuan bilamana belum terdapat kesadaran mengenai ketuhanan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun