Mohon tunggu...
NUR ALFI LAIL
NUR ALFI LAIL Mohon Tunggu... Guru - Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

i'am just human, kritik dan saran sangat diterima asalkan disampaikan dengan baik

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

Sejarah Penjarahan di Kota Tangerang pada 1998

20 Januari 2021   15:53 Diperbarui: 20 Januari 2021   16:23 5170
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Setelah lengsernya kekuasaan orde lama dan di gantikan oleh masa kepemimpinan orde baru yang di pimpin oleh Soeharto selama 32 tahun atau tujuh kali periode pemilihan umum, yaitu pada tahun 1971, 1977,1982, 1987, 19992 dan 1997. Berbagai pristiwa sejarah yang penting terjadi di masa orde baru, salah satunya ialah krisis ekonomi yang dimulai pada Juli 1997.

Krisis ekonomi atau yang biasa di kenal dengan istilah krisis moneter (krismon) mengakibatkan naiknya harga bahan-bahan pokok dan terjadi inflasi paling parah sejak kemerdekaan Indonesia. Krisis moneter dan terpilihnya kembali Soeharto pada pemili 1997 memicu kemarahan masyarakat, salah satu aksi besar yang terjadi ialah turunnya mahasiswa ke jalan untuk mengecam kenaikan harga bahan-bahan pokok dan menuntut turunnya soeharto dari kursi presiden yang telah di jabatnya lebih dari 30 tahun.

Mahasiswa melakukan demonstrasi besar-besaran ke gedung DPR/MPR di Jakarta yang terjadi mulai tanggal 10 Maret 1998.  Pada 12 Maret 1998 terjadi peristiwa penembakan 4 mahasiswa Trisakti yang dilakukan oleh aparat kepolisian dari satuan brigade TNI maupun Polri yang sedang berjaga. Peristiwa penembakan 4 mahasiswa ini kemudian dikenal dengan "Tragedi Trisakti". Tragedy Trisakti ini memicu kerusuhan selanjutnya yang terjadi di beberapa daerah Indonesia diantaranya medan, Surakarta dan Jakarta.

Kota Tangerang yang letak daerahnya bersebelahan dengan Jakarta mendapatkan efek kerusuhan yang cukup besar. Salah satunya adalah berbagai Tragedi Penjarahan beberapa toko, pasar, hingga mall. Sasaran utama kerusuhan ini ialah orang-orang keturunan tionghoa beserta aset-aset yang mereka miliki. Seperti yang kita ketahui orang-orang tionghoa ahli dalam hal ekonomi perdagangan, oleh karna itu banyak orang-orang tionghoa yang memiliki toko, pada akhirnya toko-toko mereka menjadi sasaran utama penjarahan. 

"tanda-tanda sebelum kerusuhan saya ngeliat anak mercu pada baris ingin berdemo, pada berbaju merah semua, saya Tanya mereka katanya mereka mau melengserkan Soeharto di senayan, itu sebelum kerusuhan, pas hari kerusuhannya di Meruya itu ada Mall yang langsung diserang sama masyarakat sekitar, mereka mau ngancurin itu biar Soeharto turun, yang di jarrah orang cina, misalkan orang cina jatuh atau celaka, ga ditolongin sama pribumi, "diamah cina bukan orang kita (pribumi)"  wawancara dengan Bu Darmi 60 tahun.

Kerusuhan ini terjadi pada 13 Mei 1998-15 Mei 1998. Beberapa tempat di Kota Tangerang yang terkena dampak penjarahan pada Mei 1998 ini diantaranya Ramayana Ciledug, Kasimura Cipondoh, pertokoan Buana Cipondoh, Mega Mall Lippo Karawaci, Mall Diamond yang ada di Jalan MH Thamrin, pasar-pasar, serta pusat perniagaan yang berada di wilayah Cimone.


Pada saat kerusuhan ini meletus banyak warga yang menjarah pertokoan, pasar hingga mall milik orang-orang tionghoa. " peristiwa tersebut terjadi pada tengah hari pada saat jam makan siang, saya melihat di dalam rumah Tionghoa meja bundar gede udah tersedia nasi, sayur , udah pada ngebul semua (tersedia), mereka (orang tionghoa)  setengahnya sudah pada pergi, toko-toko di pinggiran juga pada di ambil-ambilin, saya ikut-ikut aja masuk kerumah orang cina, ngambil makanan yang ada dilemari es nya" wawancara dengan Ibu Mutmainnah 80 Tahun saat mengenang pristiwa penjarahan pada 1988.

Selain pristiwa penjarahan terjadi juga rentetan peristiwa lainnya diantaranya pembakaran pertokoan setelah penjarahan, pemerkosaan, pembunuhan dan penganiayaan terhadap etnis tionghoa. Mall yang dibakar setelah penjarahan di Kota Tangerang diantaranya ialah Ramayana Ciledug dan Mega Mall Lippo Karawaci yang menelan beberapa korban jiwa. Sementara penjarahan yang terjadi di Kasimura Cipondoh tidak mengakibatkan pembakaran toko di kawasan tersebut. "

Sepanjang 13-15 Mei 1998 di wilayah Jakarta dan sekitarnya termasuk Kota Tangerang  tim TRK mencatat adanya korban tewas saat kerusuhan yang terbakar sebanyak 1.190 orang, 27 orang dilaporkan akibat senjata dan lainnya, serta 91 orang mengalami luka-luka.

Pristiwa kerusuhan dan penjarahan ini tidak terjadi didaerah pasar lama Kota Tangerang padahal daerah ini banyak dihuni oleh etnis tionghoa Peranakan yang dikenal dengan sebutan "Cina Benteng". Menurut penuturan Ko Oey Tjin Eng salah satu mantan pengurus Klenteng Boen Tek Bio Saat di tanyakan apakah beliau dan rekan-rekannya terkena dampak kerusuhan 1998 beliau menjawab "Engga, di Tangerang (pasar lama) gaada. Soalnya kalo kita masuk ke daerah pasar lama kita bergerak pada waktu itu, kita akan melawan".

Pernyataan tersebut di dukung oleh salah satu Tukang parkir di daerah pasar lama yaitu Bapak Dayat, 36 tahun saat ditanya apakah di daerah pasar lama terjadi kerusuhan pada Mei 1998 "engga, disini aman-aman aja, Alhamdulillah gaada kerusuhan, mall juga dsini aman, Robinson, Ramayana aman. Gaada apa-apa, kalo kita disini walaupun muslim juga ga gitu, sama-sama aja, bareng-bareng".

Di kota Tangerang tepat di Pinggir pasar terdapat Klenteng tertua di Kota Tangerang yakni Klenteng Boen Tek Bio yang di perkirakan dibangun pada 1984 tidak berjauhan dari sana terdapat Klenteng Boen San Bio yang berjarak kurang lebih 5 KM , klenteng tertua yang ketiga ada di daerah Serpong yaitu klenteng Sampo Tay Jin. Ketiga klenteng ini menurut penuturan Oey Tjin Eng aman saat kerusuhan 1998 terjadi.

Dari sekian banyak kerusuhan dan penjarahan yang terjadi di berbagai daerah Indonesia, penulis memilih tema yang terfokuskan pada kerusuhan dan penjarahan yang terjadi di Kota Tangerang. Setelah membaca beberapa artikel dan buku mengenai Tragedi 1998 penulis tertarik mengenai serentetan peristiwa penjarahan dan pelangggaran HAM yang terjadi di tempat penulis tinggal. Kota Tangerang yang berlokasi sangat dekat dengan Ibu Kota negara Indonesia yakni Jakarta yang menjadi pusat kerusuhan mendapat dampak yang cukup besar pada saat itu. Penulis ingin tahu lebih banyak menurut kesaksian beberapa Narasumber yang hidup sezaman dan mengalami peristiwa penjaran tesebut.

Sudah 22 tahun tragedi tersebut berlalu, namun sejarah mengenai kerusuhan tersebut tetap hangat dalam ingatan beberapa Narasumber. Pertokoan yang pada 1998 sempat menjadi tempat kerusuhan dan penjarahan kini pada 2020 sudah berjalan normal kembali, toko-toko tersebut sudah beroperasi kembali sebagaimana semestinya, ada yang berganti nama untuk menghapus sedikit ingatan masyarakat mengenai pristiwa kelam yang menimpa tempat tersebut, ada pula tempat yang setelah setelah terjadinya kerusuhan tidak buka kembali atau bangkrut.

Semoga saja peristiwa tersebut tidak menjadi pola sejarah yang berulang, dan dapat dijadikan sebagai pelajaran bagi bangsa Indonesia untuk saling menghargai dan menghormati satu sama lain. Saling menjaga kerukunan dan tidak mudah di pecah belah oleh isu politik yang dibesar-besarkan.

Peristiwa Mei 1998 dijadikan kesempatan untuk menuntaskan sentimen terhadap etnis Cina. Sebenarnya sentimen terhadap etnis Cina ini sudah lama terjadi, dari segi historis dalam buku Jakarta: Sejarah 400 Tahun karya Susan Blackburn dituliskan, masyarakat etnis Cina sudah ada sebelum kedatangan Belanda. Masyarakat etnis Cina dimanfaatkan sebagai rekan bisnis dan mendapatkan perlakuan istimewa ketimbang kebanyakan masyarakat setempat sehingga menimbulkan kecemburuan sosial (Blackburn, 2011). Hal ini membuktikan bahwa ada sentimen tertanam dan terus berlanjut hingga pada peristiwa Perang Jawa (1825-1830).[1] Salah satu daerah yang memiliki penduduk etnis tionghoa yang cukup besar ialah Kota Tangerang, banyak dari mereka ialah orang-orang tionghoa peranakan yang biasa dikenal dengan sebutan "cina benteng". Kawasan pecinan Tangerang berlokasi di Pasar Lama, Benteng Makassar, Kapling, Karawaci (bukan Lippo Village), dan Poris Cipondoh. Pada saat kerusuhan dan penjarahan terjadi tahun 1998 terdapat beberapa pertokoan, pasar hingga mall yang menjadi sasaran penjarahan. 

  • Kerusuhan Dan Penjarahan di Kota Tangerang 

Di masa Presiden Soeharto ruang gerak tionghoa dibatasi hanya dalam hal ekonomi dan bisnis saja, mereka di intimidasi untuk menjauhi ranah perpolitikan. Kerusuhan ini diawali oleh krisis finansial Asia dan dipicu oleh tragedi Trisakti di mana empat mahasiswa Universitas Trisakti ditembak dan terbunuh dalam demonstrasi 12 Mei 1998. Hal inipun mengakibatkan penurunan jabatan Presiden Soeharto, serta pelantikan B. J. Habibie menjadi Presiden Indonesia yang ke-3.

Sebelum kerusuhan yang berpusat di Jakarta terjadi dan menyebar ke berbagai daerah lainnya salah satunya Kota Tangerang, terjadi demo besar-besaran yang dilakukan oleh mahasiswa untuk menggulingkan kekuasaan Soeharto yang telah menduduki kursi kepimimpinan selama kurang lebih 32 tahun. Ibu Darmi salah satu warga Kota Tangerang, berusia 60 tahun mengemukakan " sebelum terjadi kerusuhan saya melihat banyak mahasiswa Mercu Buana yang sedang baris di jalan, pakaiannnya warna merah, ketika saya Tanya mereka ingin kemana mereka menjawab akan pergi ke Senayan untuk berdemo dan menurunkan Soeharto" demontrasi, kerusuhan, penjarahan dan beragai peristiwa lainnya yang terjadi berhasil membuat Prsiden Soeharto mundur dari jabatannya sebagai Presiden.

  • Tionghoa Menjadi Target Penjarahan 
  • Pada masa orde baru Presiden Soeharto sangat membatasi ruang gerak etnis tionghoa yang dianggap berbahaya. Berbagai upaya dilakukan oleh pemerintah pada masa itu, diantaranya mengganti sebutan tionghoa menjadi cina. Etnis tionghoa lebih senang di sebut sebagai tionghoa dibandingkan cina, hal tersebut di nyatakan oleh Oey Tjin Eng pada wawancara 29, November, 2020 "kami lebih senang di sebut tionghoa ketimbang cina, karna kalo penyebutan kata cina agak rasis di dengarnya".
  • Pada saat kerusuhan dan penjarahan tahun 1998 etnis tionghoa menjadi sasaran massa. Menurut ibu Mutmainnah (80 tahun) dalam wawancara 8, Desember, 2020 "soalnya mayoritas etnis cina itu orang-orang kaya". Tionghoa yang berfokus pada sektor ekonomi dan mengabaikan masalah perpolitikan membuat etnis tionghoa meningkatkan usahanya dan membuat mereka semakin giat meningkatkan usahanya. Hal inilah yang membuat kecemburuan sosial bagi masyarakat pribumi, seperti penuturan ibu Mutmainah diatas etnis cina dianggap lebih kaya di anding pribumi.  Pada dasarnya memang banyak orang tionghoa yang bekerja pada sektor ekonomi, perdagangan yang dilakukan orang tionghoa berupa perdagangan besar maupun kecil, baik yang grosir maupun eceran.
  • Menurut penuturan Oey Tjin Eng salah satu etnis cina benteng di Kota Tangerang "orang tionghoa bekerja keras karna mereka pendatang, dan kami punya prinsip kalau jatuh harus terus bangkit, kalau orang pribumi sebagian besar manja karna alamnya memang subur, sebagai contoh kayu saja di tanam jadi pohon"

Terbentuknya toko-toko yang dimiliki oleh etnis tionghoa sebagai penjual berdampak pada interaksi dengan pembeli, yang merupakan masyarakat pembeli. Interaksi ini lambat laun menjadi sebuah hubungan timbal balik antara pembeli dan penjual, seperti yang di ungkapkan oleh Wibowo dan Ju Lan (Eds.) (2010:5) bahwa "hubungan warga tionghoa dengan warga Indonesia lainnya pun di anggap sudah lebih terbuka dan sbagian dari kecurigaan yang ada diantara mereka sudah jauh berkurang..." Namun, bentuk interaksi ini juga berarah kepada kecurigaan masyarakat pribumi kepada etnis tionghoa maupun sebaliknya. [2] 

Kerusuhan pada Mei 1998 di Kota Tangerang dan daerah lainnnya di Indonesia yang menjadikan etnis tionghoa sasaran utamanya terjadi karena kesenjangan kehidupan ekonomi antara pribumi dengan etnis tionghoa yang menyebabkan kebencian masyarakat pribumi terhadap tionghoa, terutama dimasa menjelang runtuhnya pemerintahan orde baru ketika terjadi krisis ekonomi global. Keadaan ekonomi Indonesia yang buruk akibat krisis ekonomi membuat pribumi membenci etnis tionghoa, bahkan pada puncaknya muncul sentiment anti-tionghoa, seperti yang di ungkap ibu darmi (60 tahun) pada saat wawancara " ketika kerusuhan kalau ada orang cina jatuh gaada yang nolongin, kata pribumi 'jangan ditolongin, diamah cina' saya dapat info itu dari temen saya"

Kerusuhan di Kota Tangerang terjadi karena ketimpanngan antara masyarakat pribumi dengan etnis tionghoa yang disulut oleh kerusuhan yang berpusat di Jakarta. Ketimpangan ini terjadi di bidang perdagangan karna tionghoa menguasai perdagangan sedangkan masyarakat kalah bersaing dalam sektor tersebut dan bahkan hanya menjadi konsumen saja. Beberapa pertokoan , pasar, hingga Mall di Kota Tangerang menjadi saksi bisu anti-tionghoa yang berakhir dengan penjarahan terhadap etnis tionghoa.

  • Daerah Kerusuhan Dan Penjarahan Di Kota Tangerang

Beberapa daerah di Kota Tangerang terkena imbas kerusuhan pada 1998 yang berpusat di Jakarta. Menurut Bu Darmi (60 tahun) " kerusuhan dan penjarahan berawal dari daerah Glodok, Jakarta lalu meluas ke Daerah Kebon Jeruk dan merambat ke Kota Tangerang namun kawasan Pasar Lama di Kota Tangerang tidak mengalami kerusuhan karena di jaga oleh masyarakat sekitar yang memiliki rasa toleransi yang cukup tinggi, dikarenakan daerah lain di Tangerang sudah habis di jarah, jangan sampe kawasan Pasar Lama terkena imbasnya juga"  klenteng tertua yakni Boen Tek Bio yang terdapat di kawasan Pasar Lama juga aman dari amukan massa. Beberapa toko, pasar bahkan mall menjadi sasaran amukan massa di Kota Tangerang. Beberapa pertokoan hingga mall yang terkena imbas dari kerusuhan dan penjarahan akibat krisis moneter ini diantaranya:

  • Penjarahan Di Ramayana Ciledug

Menurut bapak kisman, (usia 52 tahun) saat kejadian penjarahan di Ramayana Ciledug beliau melihat sendiri mall tersebut terbakar. Ia melihat dengan jelas masyarakat menjarah peralatan elektronik seperti kulkas dan sebagainya. Menurut beliau saat kejadian puluhan bahkan ratusan orang menjadi korban terbakarnya mall tersebut, "orang yang banyak meninggal itu dia kebanyakan orang yang kurang puas, jadi sudah dapat kulkas apa segala macem di tumpuk di depan, dia masuk lagi, masuk lagi" jelas pak kisman. Mall tersebut terbakar dari bagian bawah lalu merambat ke bagian atas mall, terbakarnya mall terjadi berbarengan dengan peristiwa penjarahan yang pada akhirnya memakan banyak korban jiwa. Kejadian ini terjadi pada hari Rabu, 14 Mei 1998. 

  • Penjarahan Di Kasimura Cipondoh

Kasimura merupakan sebuah pertokoan yang berlokasi di daerah Poris, Cipondoh Kota Tangerang. Menurut penjelasan bapak naman yang pada waktu kejadian berada dilokasi, kerusuhan terjadi sekitar pukul 09;00 WIB, saat itu ia dan rekan-rekannya yang sedang bekerja sebagai penjahit di salah satu konveksi mendapat berita bahwa di Poris sedang ramai karena terjadi penjarahan di 2 toko yaitu kasimura dan toko tenda biru milik orang tionghoa.

Menurut penjelasan ibu Nurul (32 Tahun) penjarahan tersebut pada saat bulan Ramadhan,  ia melihat ada yang melempar botol yang terdapat apinya, panah-panahan, dan benda lainnya, ia tidak mengetahui siapa orang tersebut, entah masyarakat, perusuh, atau orang suruhan, yang jelas toko Kasimura tersebut dirusak bahkan terbakar, selain toko ia juga melihat beberapa mobil terbakar "saya melihat kurang lebih 3 mobil dibakar dan satu motor, saat kejadian penjarahan di kasimura, sebelum di bakar mobil di naikan oleh massa sambil bernyanyi-nyayi di bagian atap mobil peristiwa terbakarnya mall dan beberapa kendaraan terjadi pada waktu sore hari" toko tersebut terbakar namun tidak sampai habis.

Pada saat kerusuhan semua pertokoan milik cina di Poris, Cipondoh tutup, kecuali toko kasimura. "waktu penjarahan saya masuk kedalam toko, saat sore hari keadaan toko sudah terbakar, banyak asap yang mengepul saya naik kelantai 2 untuk mencari sisa barang jarahan, saya mengambil beberapa kartu ucapan lebaran yang tersisa di toko tersebut"

Saat itu masyarakat yang turun ke jalan tak terhitung jumlahnya, masyarakat berbondong-bondong masuk ke pertokoan dan menjarah semua barang yang ada di dalamnya. Bu Rohimah (51 tahun) memberi kesaksian "pada saat kerusuhan banyak pecahan kaca di sekitar toko, saya mau ikut tapi takut terkena pecahan belingnya".

Pada saat kerusuhan terjadi terdapat beberapa aparat keamanan yang datang menggunakan mobil namun tidak dapat berbuat apa-apa. Mereka hanya memantau keadaan dan sesekali meneriakan 'barangnya boleh diambil tapi jangan dirusak' pihak kemanan berteriak sambil berkeliling di daerah tersebut menggunakan mobil.

Setelah kerusuhan ada beberapa rumah warga yang di datangi oleh petugas keamanan, salah satunya adalah bapak Gerry yang menurut penuturan Bu Nurul pada saat wawancara "bang Gerry ngambil kulkas sama tv, beberapa hari setelah kerusuhan di datangi polisi lalu di penjara selama 2 hari".

Selain kasimura toko milik tionghoa yang di jarrah masyarakat pada saat itu ialah 'tenda biru' nama toko aslinya belum diketahui namun karena toko tersebut memiliki tenda berwarna biru oleh karena itu dikenal oleh masyaakat dengan sebutan toko tenda biru. Toko tersebut merupakan agen sembako yang isinya habis di jarrah warga pada Mei 1998.

  • Penjarahan di Pertokoan Buana Cipondoh

Menurut kesaksian bu Rohaya (67 Tahun) beliau melihat toko peralatan rumah tangga dan elektronik di Buana Cipondoh, menjadi korban penjarahan. Toko milik tionghoa tersebut habis di jarrah oleh massa dan di bakar. Masyarakat tidak tahu apa yang terjadi namun saat melihat banyak orang turun ke jalan dan melakukan penjarahan masyarakat tertarik untuk ikut menjarah, namun bagaimana toko tersebut dapat terbakar ia tidak mengetahuinya. ia melihat para tetangganya berhasil membawa peralatan elektronik seperti kulkas, tv, lemari dan sebagainya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun