Mohon tunggu...
Nurainun Syahfitri
Nurainun Syahfitri Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa Prodi Ilmu Perpustakaan Fakultas Ilmu Sosial UIN Sumatera Utara

KKN-DR 15 UINSU

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Terseret Arus Informasi Media Sosial, Masyarakat Perlu Adanya Literasi di Tengah Pandemi COVID-19

3 Agustus 2020   10:00 Diperbarui: 14 Agustus 2020   13:09 253
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Munculnya media sosial memberikan manfaat bagi seseorang untuk bertukar ide, saran, pandangan, aktivitas, informasi, dan lain sebagainya di dalam jaringan masing-masing. Salah satu bentuk yang bisa dilihat dan dirasakan dengan hadirnya fitur media sosial atau biasa disingkat medsos yang diantaranya yaitu : facebook, instagram, whatsapp, line, twitter, telegram serta fitur-fitur lainnya yang dapat digunakan untuk berkomunikasi. Menurut sebuah agensi marketing sosial, terdapat 72 juta pengguna aktif media sosial. Facebook merupakan media sosial terbanyak yang diminati oleh masyarakat.

Lahirnya media sosial modern saat ini lebih menarik dibandingsarana komunikasi lainnya karena lebih mudah dan efisien dalam penggunaannya. Selain adanya manfaat dari media sosial, ada jugadampak negatif dari media sosial yaitu kurangnya interaksi secara langsung (tatap  muka), kecanduan medsos berlebihan, sampai pada persoalan etika, karena tidak jarang konten dari media sosial melanggar etika, moral, dan peraturan-peraturan lain.

Di situasi pandemi COVID-19 saat ini, media sosial atau bentuk teknologi lainnya dapat menjadi sarana penyebaran informasi yang mengarahkan langsung berita-berita terkait COVID-19 kepada masyarakat. Kehadirannya yang begitu erat dengan masyarakat menyebabkan warga di negara negara demokratis menganggapnya sebagai bagian dari kehidupan. Media sosial tidak hanya menawarkan berjuta informasi yang ada di dalamnya, namun menuntutkedewasaan dan kematangan berpikir penggunanya.

Media sosial bahkan dapat digunakan untuk melacak opini publikmisalnya terkait penggunaan desinfektan dan upaya-upaya lain untuk pencegahan serta penanganan COVID-19. Dengan begitubanyak informasi yang tersedia secara publik tentang berbagaipenyakit dan masalah kesehatan masyarakat lainnya, ada potensi besar untuk menggunakan media sosial sebagai sumber penambangan data untuk pengembangan penanganan pandemi. Dampak kuat dari media sosial dalam membentuk proses sosialisasi dan perilaku orang-orang, dapat dikatakan bahwa media sosial adalah kekuatan yang kuat dalam membentuk identitas nasionaldalam pandemi COVID-19 ini. 

Memang sejatihnya keberadaan media sosial di tengah wabah COVID-19 saat ini memberikan kontribusi baik dari berbagai sektor. Tetapi manfaatnya juga dapat menimbulkan pengaruh buruk (negatif) pada lingkungan masyarakat. 

Dimana perkembangan media sosial yang begitu cepat banyak menimbulkan masalah mulai dari penyebaran berita  hoaks, berita BLT, pencemaran nama baik dan berita-berita negatif lainnya yang dapat meresahkan masyarakat di situasi pandemi COVID-19. Oleh karena itu perlu adanya kemampaun yang dimiliki setiap individu dalam memperoleh informasi yang sesuai dengan kebutuhan agar tidak ikut terseret ke dalam informasi sampah.

Literasi informasi media sosial merupakan salah satu upaya yang harus dilakukan dalam membantu masyarakat untuk bisa memilih dan memilah dalam menerima dan menyampaikan informasi di tengah gencarnya informasi yang belum tentu kebenarannya. 

Oleh karena itu, seorang pengguna media sosial melalui literasi media sosial harus mampu berfikir kritis terhadap informasi-informasi yang masuk untuk memastikan kebenarannya. Apabila pengguna media sosial sudah mempunyai sikap kritis dalam menerima dan menyampaikan suatu informasi, maka dipastikan mereka akan terhindar dari yang namanya informasi hoax.

Maka dengan adanya literasi informasi terhadap media digital di tengah situasi pandemi COVID-19 akan terciptanya kehidupan sosial dan budaya masyarakat yang aman dan sejahtera karena telah memiliki pola pikir yang kritis serta kreatif di dalam menyikapi segala bentuk informasi yang beredar di media sosial. Mereka tidak mudah terbawa arus informasi hoax atau berita bohong, mereka tidak ikut termakan oleh isu-isu yang bersifat provokatif serta terhindar dari segala bentuk penipuan yang berbasis digital.

Nurainun Syahfitri

Mahasiswa Program Studi Ilmu Perpustakaan UIN Sumatera Utara

E-mail: nsyahfitrinst@gmail.com

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun