PSI menggunakan Sosialis sebagai dasar partai, dengan menggunakan analisis Marxis sebagai pengamatan. Hal ini berbeda dengan Amir Sjarifuddin yang menggunakan analisis Marxis sebagai implementasi. Disamping itu, tokoh-tokoh PSI mayoritas menganut ajaran Humanis, hal ini dibuktikan dari tulisan tokoh-tokoh mereka diantaranya Soedjatmoko, S.T. Ali Sjahbana, dan Sjahrir. Humanis digunakan sebagai pendekatan serta pertimbangan dalam berpolitik.
Meski demikian, pamor PSI masih kalah jauh dari Masyumi, dan PNI serta enam partai lain teratas pada pemilihan umum 1955.
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!