Mohon tunggu...
Nur HalimatusSakdiyah
Nur HalimatusSakdiyah Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa uin suka

kaum intelegensia

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Selamat Kongres HMI XXXI, Saya Tunggu HMI Menuju Satu Abad

21 Maret 2021   09:30 Diperbarui: 21 Maret 2021   09:39 374
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Pertama, Mempertahankan Negara Republik Indonesia dan mempertinggi derajat rakyat Indonesia. Kedua,  Menegakkan dan mengembangkan ajaran agama islam. Itu tujuan Himpunanku pada awal sejak berdirinya, begitulah yang tertulis dalam buku sejarah perjuangan Himpunan Mahasiswa Islam 1947-1975 yang dituliskan oleh Agussalim Sitompul pada halaman 20.

Tulisan ini saya awali dengan berkisah, karena ini memang sebuah kisah yang mana jika tidak sengaja atau sengaja ditulisakan, terbukti, dan ada jejaknya maka kisah itu akan menjadi sejarah. Layaknya perjuangan Himpunanku, diajarkannya dalam bentuk buku sebuah Modul LK satu, tertulis dan terpampang sebuah judul dalam materi wajib pertama yaitu  “Sejarah HMI”. What do you think about it?

Simple, pikirkan saja yang baik-baik tentang HMI maka itulah yang dinamakan sejarah perjuangan HMI. Setelah berpikir itu, moveon topic dan sekarang pikirkan diri ini, sebagai kader HMI, sejarah apa yang akan kau bentuk untuk HMI di masa yang akan datang. Wait, kalian tidak akan bisa membayangkan itu, karena karakter kader HMI adalah analisis bukan HALU. Okee, mari kita ulang karangka berpikir kita..

Layaknya شجرة  yang artinya “pohon”, tumbuh mulai dari tunas. Ini suatu yang penting untuk menciptakan pertumbuhan, bagaimana bisa kita growth tanpa adanya sumber. Tunas ini dapat dianalogikan sebagai ide pemikiran. Dalam sejarah bukan hanya tokoh, kejadian, atau benda apa yang tertanam didalamnya namun, kita perlu tau, ide pemikiran yang bagaimana bisa muncul dan menumbuhkan organisasi hijau hitam ini. 

Saya tidak akan banyak membahas itu, karna yang terpenting kita harus pahami, bahwa tunas ini bagian dari latar belakang berdirinya Himpunan Mahasiswa Islam. Bisakah ayahanda Lafran mempunyai ide pemikiran untuk HMI melalui mimpi? Bermustajab? Berdiam diri? Merenung? Atau dari Intervensi? Tidak..tidak.. bukan seperti itu modul LK satu menjawab. Lalu bagaiaman? Kalian bisa cari jawaban ini diberbagai buku, artikel, koran, majalah, dll manapun, entah yang menjawab positif atau negatif terhadap himpunan. Tapi bagiku jawaban itu ada pada saat pohon ini tumbuh.

Tumbuh menjadi akar, menurut beberapa penelitian akar ini ada banyak jenis walaupun satu tunas. Akar mempunyai sifat, akar ini adalah salah satu bagian tumbuhan yang posisinya di dalam tanah yang bisa terus menerus tumbuh layaknya kader. Seperti pada pedoman pengkaderan definisi kader adalah "duta-duta pembaharuan sosial" dalam pengertian harus menghendaki perubahan yang terus menerus ke arah yang lebih baik. Begitulah kejadian yang terjadi setelah HMI dinyatakan tertanam dengan akar yang sangat kuat. 

Hingga tahun 1955 mulailah Indonesia pada pertahanan yang kuat, HMI pada masa pembinaan dan pengembangan, dirubahlah tujuan HMI dengan mengubah point pertama menjadi point kedua. Mengapa? Karena saat kondisi negara sudah stabil maka bisalah kader HMI menyebarkan ilmu pengetahuan keislaman. Organisasi ini tumbuh terus tumbuh sesuai dengan ide pemikiran ayahanda mencetak kaum islam yang intelek. Tumbuh terus keatas dengan analogi pohon bagian batangnya yang tebal dan kuat. Terbukti pada tahun 70-98 HMI masuk fase pergolakan dan pembaharuan pemikiran. Hingga berubah pula tujuan HMI menjadi lebih sempurna

“Terbinanya insan akademis, pencipta, pengabdi, yang bernafaskan islam, dan bertanggung jawab atas terwujudnya masyarakat adil Makmur yang diridhoi Allah swt.”

Banyak tokoh kader HMI yang muncul dengan segala ilmu, karya, dan prestasinya. Sungguh indah HMI saat itu. Tapi batang tak selamanya besar, semakin naik semakin banyak rintangan dan akan mengecil terus mengecil menjadi ranting.

Beberapa ranting yang rapu mungkin berjatuhan, bukan karna pohon ini gagal, tak kuat, atau rusak. Ya, demi kebaikan himpunan, maka harus ada yang jatuh apabila tidak layak tumbuh. Begitulah saya memandang kondisi HMI saat ini. Dengan berlangsungnya kongres ke XXXI di Surabaya, kabar ini itu mulai berdatangan dengan segala akibat negative atau positif. 

Mendengar cerita senior yang slalu rindu HMI yang dulu penuh dengan kemaslahatan umat, dan mendengar cerita kader sekarang dengan penuh rasa tanggung jawab harus mempertahankan apa yang harus dipertahankan. Sangat terharu, apabila niat yang mereka jalani slalu untuk himpunan, apabila tujuan yang mereka lakukan saat ini untuk himpunan, sangat mulia sekali saya apresiasi. Tapi, tak ingatkah kita dengan pesan tiga tokoh penting yang menyempurnakan NDP?  Cak Nur , Endank saeful anshori, dan syakib Mahmud. Yang menyampaikan sesuatu di bab V Individu dan Masyarakat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun