Mohon tunggu...
Nuning Sapta Rahayu
Nuning Sapta Rahayu Mohon Tunggu... Guru Pendidikan Khusus/Penulis/Asesor/Narasumber

Guru Pendidikan khusus, Penulis Buku Panduan Guru Pengembangan Komunikasi Autis, aktivis pendidikan dan pecinta literasi

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Ayah, Mengapa Kau Pilih Pergi?

29 Mei 2025   17:00 Diperbarui: 29 Mei 2025   16:32 131
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi kesedihan seorang anak perempuan (Sumber: freepik/user15285612)

(Suara Hati Seorang Anak yang Tumbuh Tanpa Sosok Ayah)

“Ayah, kau mungkin tak pernah tahu bahwa kepergianmu meninggalkan lubang yang tak pernah benar-benar bisa ditambal. Ibu telah berjuang sekuat tenaga membesarkanku seorang diri, namun ada bagian dalam diriku yang tetap terasa kosong.”

Aku menulis ini bukan untuk membuka luka lama, apalagi menyudutkan satu pihak. Aku menulis ini karena masih banyak anak-anak yang seperti aku, tumbuh dalam kehampaan, bertanya dalam hati kecilnya: ke mana ayah? Mengapa ia pergi? Dan kenapa kami harus menjadi korban dari ego orang dewasa?

Peran Ayah yang Tak Tergantikan

Banyak yang bilang, asal ada ibu yang hebat, semua akan baik-baik saja. Aku tidak menampik betapa luar biasanya ibuku. 

Ia adalah pahlawan yang tak pernah lelah, tak pernah menyerah. Tapi ada hal-hal yang tidak bisa ia gantikan; kehadiran seorang ayah.

Ayah adalah rasa aman pertama anak. Sosok yang membuat kita percaya bahwa dunia bisa dihadapi. 

Ketika teman-temanku datang bersama ayahnya saat pentas seni, saat wisuda, atau bahkan saat sekadar bermain bola di lapangan, aku hanya bisa berdiri diam. Tersenyum setengah hati, seolah baik-baik saja.

Padahal tidak!

Ibu Hebat, Tapi Tetap Bukan Ayah

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun