Mohon tunggu...
Nuning Sapta Rahayu
Nuning Sapta Rahayu Mohon Tunggu... Guru Pendidikan Khusus/Penulis/Asesor/Narasumber

Guru Pendidikan khusus, Penulis Buku Panduan Guru Pengembangan Komunikasi Autis, aktivis pendidikan dan pecinta literasi

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Profesi Guru Adalah Profesi Yang Sangat Mengancam Nyawa?

25 Mei 2025   17:25 Diperbarui: 25 Mei 2025   17:25 113
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Profesi Guru (Sumber: freepik/fitrianinabila7)

Kurangnya Perlindungan dan Kesejahteraan

Ironisnya, guru di Indonesia, terutama yang berstatus honorer, sering kali tidak mendapat perlindungan yang layak. Gaji yang tidak setara dengan UMR, tidak adanya asuransi kerja, dan perlindungan hukum yang lemah membuat posisi guru sangat rentan.

Pak Frans, guru honorer di sebuah desa di NTT, hanya digaji Rp300 ribu per bulan. Itu pun kadang telat. “Saya bertahan karena cinta,” katanya lirih. 

Namun, apakah cinta saja cukup untuk membeli beras, membayar listrik, atau mengobati anak yang sakit?

Bahkan ketika guru menghadapi ancaman kekerasan, mereka sering tidak tahu harus melapor ke mana. Ketika salah sedikit, mereka bisa menjadi sasaran tuntutan hukum, sementara jika diserang, bantuan sering datang terlambat atau bahkan tak datang sama sekali.

Budaya Simbolik Tanpa Aksi Nyata

Setiap tanggal 25 November, kita merayakan Hari Guru. Sekolah-sekolah menggelar upacara, menyanyikan lagu “Hymne Guru”, dan memberi bunga atau kue kecil. Tapi bagaimana nasib guru di tanggal-tanggal lain dalam setahun?

“Waktu Hari Guru semua senyum, kasih puisi. Tapi sebulan setelahnya, guru disalahkan karena nilai UN rendah,” ujar seorang guru SMA di Tasikmalaya. Budaya simbolik ini membuat banyak guru merasa dihargai secara basa-basi, tapi diabaikan dalam hal substansi.

Apresiasi bukan sekadar slogan, tetapi harus diwujudkan dalam bentuk nyata: regulasi perlindungan, peningkatan kesejahteraan, dan pengakuan yang tidak hanya datang setahun sekali.

Seruan untuk Perubahan

Jika profesi guru benar-benar berisiko tinggi, sudah waktunya pemerintah dan masyarakat bersikap serius. Dibutuhkan:

  • Sistem pelaporan dan perlindungan hukum yang jelas bagi guru,
  • Jaminan kesehatan dan keselamatan kerja,
  • Gaji layak bagi semua guru, termasuk honorer,
  • Dukungan psikososial untuk mencegah burnout.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun