Mohon tunggu...
Nuning Sapta Rahayu
Nuning Sapta Rahayu Mohon Tunggu... Guru Pendidikan Khusus/Penulis/Asesor/Narasumber

Guru Pendidikan khusus, Penulis Buku Panduan Guru Pengembangan Komunikasi Autis, aktivis pendidikan dan pecinta literasi

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

20 Tahun, 6 Kurikulum? Mau Dibawa Ke Mana Arah Pendidikan Kita?

19 Mei 2025   12:00 Diperbarui: 19 Mei 2025   11:51 135
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Peserta didik dan kurikulum (Sumber: freepik)

Bagi siswa, perubahan metode dan materi yang tidak konsisten terkadang menyebabkan kebingungan, serta ketidakpastian dalam evaluasi hasil belajar.

Sekolah pun menghadapi tantangan dalam menyiapkan sarana prasarana, mendistribusikan modul pembelajaran, dan menyesuaikan kurikulum dengan karakteristik daerah. Hal ini menimbulkan kesenjangan antara satu wilayah dengan wilayah lain dalam penerapan kurikulum.

Mengapa Kurikulum Terus Berganti?

Pergantian kurikulum yang sering kali disebabkan oleh dinamika kebijakan nasional dan pergantian pemangku jabatan di sektor pendidikan. Selain itu, perkembangan globalisasi dan kemajuan teknologi memacu upaya pencarian model kurikulum yang dinilai lebih ideal dan relevan dengan kebutuhan masa kini.

Namun, dalam proses tersebut, kerap kali kurang adanya kajian jangka panjang dan pelibatan langsung para guru dan pelaku pendidikan di lapangan sebagai pengguna utama kurikulum.

Suara dari Lapangan

Seorang guru di salah satu sekolah menengah di Bandung menyatakan, “Setiap ada kurikulum baru, kami harus beradaptasi lagi. Ini menguras tenaga dan waktu, sementara kebutuhan siswa tetap harus terpenuhi.”

Sementara seorang orang tua murid menambahkan, “Anak-anak jadi bingung dengan metode yang sering berubah. Harapannya, pemerintah bisa memberikan kepastian supaya proses belajar lebih fokus.”

Arah Ideal: Stabilitas, Konsistensi, dan Kontekstualisasi

Perubahan kurikulum adalah hal yang wajar sebagai bagian dari pembaruan pendidikan. Namun, yang paling penting adalah memastikan arah perubahan tersebut jelas, stabil, dan berkelanjutan. 

Kurikulum yang ideal harus berakar pada konteks sosial dan budaya Indonesia, serta didasarkan pada riset mendalam dan keterlibatan para guru serta pemangku kepentingan pendidikan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun