Setiap bulan, jutaan perempuan di seluruh dunia mengandalkan pembalut sebagai teman setia selama masa menstruasi. Lembut, praktis, dan mudah didapat; pembalut tampak seperti solusi ideal untuk menjaga kenyamanan.
Namun, di balik kelembutannya, tak banyak yang menyadari bahwa beberapa jenis pembalut bisa mengandung bahan kimia tertentu yang berisiko bagi kesehatan perempuan. Mulai dari iritasi kulit hingga potensi gangguan hormonal, semua bisa terjadi jika kita tak cermat memilih.Â
Artikel ini mengajak kamu menyelami lebih dalam dunia pembalut: fakta, risiko tersembunyi, dan langkah bijak untuk menjaga tubuh tetap sehat selama haid.
Apa Saja Isi di Balik Pembalut?
Sekilas, pembalut tampak hanya terdiri dari lapisan kapas putih lembut. Namun kenyataannya, produk ini tersusun dari berbagai bahan: selulosa, polimer penyerap cairan, perekat, dan lapisan pelindung.Â
Untuk memberikan rasa bersih dan segar, beberapa produsen menambahkan pewangi atau melakukan proses pemutihan dengan klorin.
Sebuah studi dari Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) pada 2015 sempat menghebohkan publik. Mereka menemukan kandungan klorin dalam berbagai merek pembalut populer di Indonesia, dengan kadar bervariasi antara 6 hingga 54 ppm.
Klorin sendiri adalah zat kimia yang biasa digunakan dalam proses pemutihan.
Meskipun produsen menyatakan kadar ini masih dalam batas aman, kekhawatiran tetap muncul karena klorin dapat menimbulkan iritasi kulit dan gangguan kesehatan lainnya, terutama pada area kewanitaan yang sangat sensitif.
Risiko Kesehatan yang Perlu Diwaspadai