Ketika anak diajarkan tentang tubuhnya, tentang boleh dan tidak boleh, tentang berkata “tidak”, itu artinya kita sedang membekali mereka dengan perisai kehidupan.
Sebagai guru pendidikan khusus, saya menyadari bahwa perlindungan bagi anak autis harus dimulai dari pemahaman yang sesuai dengan cara mereka belajar.
TUTU saya rancang sebagai jawaban untuk itu; bukan sekadar alat, tetapi media yang memanusiakan anak-anak dengan kebutuhan khusus.
TUTU, untuk Anak yang Lebih Kuat dan Berdaya
Lewat TUTU, saya berharap setiap anak tahu bahwa tubuh mereka berharga. Bahwa mereka punya suara. Bahwa mereka boleh menolak. Bahwa mereka tidak sendiri.
Karena Tubuhku adalah Tanggung Jawabku, dan setiap anak pantas mendapat pendidikan seksual yang aman, inklusif, dan bermakna; apa pun kondisinya.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI