Dari Tari Tradisional hingga Puisi, Panggung Hardiknas Jadi Ajang Ungkap Potensi Anak Berkebutuhan Khusus
Lantunan musik daerah mengalun lembut menyambut pagi yang cerah di aula Sekolah Luar Biasa Negeri (SLBN) Tasikmalaya, Jumat (2/5).
Dekorasi sederhana menghiasi panggung sederhana, namun penuh semangat. Di antara dekorasi serba biru, puluhan siswa tampak bersiap dengan kostum adat daerah terbaik mereka.
Hari ini, mereka bukan hanya sekadar siswa, tetapi juga seniman kecil istimewa yang siap menyampaikan pesan cinta terhadap pendidikan melalui karya dan penampilan terbaiknya.
Dalam rangka memperingati Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) 2025, SLBN Tasikmalaya menggelar panggung seni bertajuk “Pendidikan untuk Semua, Kreativitas Tanpa Batas”.
Acara ini menjadi simbol kuat bahwa pendidikan inklusif bukan sekadar konsep, melainkan nyata dan hidup dalam setiap tawa, gerak, dan nyanyian anak-anak berkebutuhan khusus.
Panggung Ekspresi Tanpa Batas
Satu per satu siswa tampil di atas panggung, disambut tepuk tangan hangat dari guru, orang tua, dan tamu undangan.
Dari berbagai tarian gemulai yang dibawakan dengan penuh semangat oleh para siswa tunarungu yang selama sebulan terakhir berlatih tanpa lelah sampai tarian anak anak tunagrahita dan down sondrom. Meskipun beberapa gerakan tak seirama, tak satu pun wajah kehilangan senyum.
Sementara itu, Puteri seorang siswi tunanetra, tampil membacakan puisi dengan penuh penghayatan. Dalam keheningan yang syahdu, mata para penonton berkaca-kaca. Bahkan beberapa guru tak mampu menyembunyikan air mata haru mereka.