Jadi Orang Tua di Era Serba Cepat, Siapa yang Peduli Kewarasan Kita?
In this economy, banyak orang tua yang merasa terjebak dalam rutinitas tanpa henti, dan bahkan lebih sulit lagi untuk merasa seimbang.
Menjadi orang tua saat ini bukan hanya soal membesarkan anak-anak, tetapi juga harus bisa beradaptasi dengan dunia yang semakin cepat, tuntutan pekerjaan, dan kehidupan sosial yang terus berjalan. Tapi, siapa yang peduli dengan kewarasan kita?
Seorang teman saat kuliah, yang dulu dekat sekali dengan saya, curhat tentang betapa lelahnya ia menjalani peran sebagai orang tua.
“Saya merasa seperti mesin yang terus bekerja, tanpa henti. Kadang merasa terjebak, tapi tidak ada yang bisa saya lakukan. Anak-anak butuh perhatian, rumah harus selalu bersih, pekerjaan tidak bisa ditunda, dan saya… saya nggak punya waktu untuk diri sendiri,” keluhnya.
Kebutuhan Orang Tua: Lebih Dari Sekedar Sabar
Kita sering mendengar ungkapan “orang tua itu harus sabar.” Ya, sabar memang penting, tetapi bukan berarti kita bisa mengabaikan kebutuhan dasar kita sebagai manusia.
Orang tua bukan superhero yang tidak pernah lelah. Kita pun butuh waktu untuk diri sendiri; untuk beristirahat, recharge, dan menenangkan pikiran. Tapi dalam banyak budaya, terutama di tengah tuntutan zaman sekarang, peran sebagai orang tua sering kali dipandang sebagai tanggung jawab tanpa ruang untuk relaksasi.
Mengapa banyak orang tua merasa kelelahan mental yang tak terhingga? Salah satunya adalah ekspektasi yang sangat tinggi.
Kita diharuskan menjadi orang tua yang sempurna, yang bisa memenuhi kebutuhan anak, pasangan, dan pekerjaan dengan baik. Sering kali, kita lupa bahwa menjadi orang tua juga berarti kita manusia biasa dengan keterbatasan.
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!