Mohon tunggu...
Nuning Sapta Rahayu
Nuning Sapta Rahayu Mohon Tunggu... Guru Pendidikan Khusus/Penulis/Asesor/Narasumber

Guru Pendidikan khusus, Penulis Buku Panduan Guru Pengembangan Komunikasi Autis, aktivis pendidikan dan pecinta literasi

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Membedah Miskonsepsi Antara Autisme dan ADHD

28 April 2025   13:00 Diperbarui: 28 April 2025   12:45 174
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi perbedaan autis dan ADHD (Sumber: freepik)

Autisme berpusat pada interaksi sosial dan pola perilaku berulang. Sementara ADHD berpusat pada perhatian dan kontrol impulsif-hyperaktif.

Anak autis, misalnya, mungkin tidak tertarik untuk bermain bersama teman sebaya, sedangkan anak ADHD sebenarnya ingin bermain, tapi sulit mengontrol perilakunya.

Dalam menghadapi perubahan, anak autis biasanya sangat tertekan, sementara anak ADHD cenderung impulsif tanpa memikirkan perubahan tersebut.

Bisa Keduanya Sekaligus: Ketika Autisme dan ADHD Beririsan

Yang lebih kompleks, ada anak yang didiagnosis dengan kedua kondisi ini sekaligus. Fenomena ini dikenal sebagai comorbidity.

Menurut penelitian, sekitar 30–50% anak dengan ASD juga memenuhi kriteria ADHD. Karena itu, evaluasi oleh profesional sangat penting agar diagnosis dan intervensi yang diberikan benar-benar sesuai kebutuhan individu.

Salah memahami autisme dan ADHD bukan hanya soal salah sebut. Ini bisa berdampak serius:

  • Anak mungkin mendapat terapi atau pendekatan pendidikan yang tidak sesuai.
  • Anak bisa mendapat label sosial negatif yang memengaruhi harga dirinya.
  • Orang tua dan guru bisa merasa frustrasi karena pendekatan yang salah.

Lebih buruk lagi, anak-anak ini bisa kehilangan kesempatan untuk berkembang optimal sesuai potensinya.

Apa yang Bisa Kita Lakukan?

Menghadapi fakta ini, masyarakat perlu mengambil langkah nyata:

  • Meningkatkan literasi publik tentang kondisi neurodivergen.
  • Bersikap terbuka terhadap perbedaan individu, tidak menghakimi hanya dari perilaku luar.
  • Mengutamakan evaluasi profesional daripada menarik kesimpulan sendiri.
  • Memberikan ruang dan dukungan sesuai kebutuhan unik setiap anak.

Memahami bukan hanya tentang tahu; tetapi tentang memberi tempat yang aman untuk bertumbuh.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun