Mohon tunggu...
Nuning Sapta Rahayu
Nuning Sapta Rahayu Mohon Tunggu... Guru Pendidikan Khusus/Penulis/Asesor/Narasumber

Guru Pendidikan khusus, Penulis Buku Panduan Guru Pengembangan Komunikasi Autis, aktivis pendidikan dan pecinta literasi

Selanjutnya

Tutup

New World Pilihan

Bangkit Lewat Teknologi? Tiongkok Buktikan, Indonesia Harus Segera Menyusul

12 April 2025   07:00 Diperbarui: 12 April 2025   07:16 241
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kota Shenzhen, Tiongkok (Sumber: shutterstock/HelloRF Zcool)

Kultur kerja keras, dukungan terhadap startup teknologi, dan kehadiran negara dalam mengarahkan inovasi menjadikan Tiongkok bukan hanya peniru, tapi juga pelopor. Tak heran jika mereka kini bersaing dengan Amerika Serikat dalam teknologi kecerdasan buatan dan eksplorasi luar angkasa.

Indonesia: Potensi Besar, Tantangan Lebih Besar

Indonesia sebenarnya tidak kekurangan modal. Dengan populasi muda yang melek digital dan pasar teknologi yang terus tumbuh, peluangnya sangat besar. Namun, tantangannya pun tidak sedikit.

Investasi R&D Indonesia masih di bawah 1% dari PDB—tertinggal jauh dari Tiongkok yang mencapai lebih dari 2%. Kurikulum pendidikan yang belum responsif terhadap perkembangan zaman, birokrasi yang lamban, dan regulasi yang belum ramah inovasi menjadi penghambat utama.

Kita masih cenderung menjadi user ketimbang creator. Banyak talenta muda kita memilih berkarya di luar negeri karena ekosistem dalam negeri belum cukup mendukung mereka untuk berkembang.

Saatnya Indonesia Bergerak!

Belajar dari Tiongkok bukan berarti meniru sepenuhnya, tapi memetik esensi: keberanian bermimpi besar dan komitmen jangka panjang. Indonesia perlu membangun ekosistem inovasi yang inklusif dan berkelanjutan.

Pemerintah harus memberi ruang luas bagi riset, mendukung kolaborasi kampus-industri, serta menyederhanakan regulasi untuk startup dan teknologi lokal. Pendidikan harus bertransformasi, mengajarkan anak-anak tidak hanya cara menggunakan teknologi, tapi juga cara menciptakannya.

Kita perlu mempercayai potensi anak bangsa dan menciptakan iklim yang mendorong mereka untuk tetap berkarya di negeri sendiri. Karena sejatinya, kekuatan teknologi bukan hanya soal alat, tetapi soal cara berpikir, berinovasi, dan memecahkan masalah bangsa.

Waktunya Mengejar, Bukan Sekadar Mengagumi

Tiongkok telah membuktikan bahwa transformasi teknologi bisa membawa bangsa menuju kemandirian. Kini giliran Indonesia untuk bergerak, bukan hanya sebagai penonton perkembangan, tetapi sebagai pemain utama.

Kita tidak kekurangan ide, tapi sering kekurangan dukungan. Tidak kekurangan semangat, tapi kurang arah. Kini saatnya arah itu ditentukan. Karena bangsa besar bukan hanya yang memiliki banyak penduduk, tetapi yang mampu menjawab tantangan zamannya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten New World Selengkapnya
Lihat New World Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun