Saat saya mengantar anak ke sekolah, seorang ayah juga terlihat sedang mengantar anaknya. Namun, ada hal yang unik yang pagi itu saya dengar. Di sela-sela obrolan ringan, ia menyampaikan pesan yang penuh makna,
"Nak, habiskan ya makanannya. Jika makanan terbuang, nanti Ayah telepon Pak Prabowo lho!"
Sang anak, dengan wajah ceria, tersenyum lebar dan mengacungkan jempolnya, "Siap, Yah!"
Bagi orang lain, mungkin ini hanya percakapan biasa. Namun, ketika anak saya yang mendengar itu, ia bertanya dengan polos,
"Bu, memangnya kalau makanan tak habis dan dibuang, Pak Prabowo marah ya? Nanti apakah bisa dihukum?"
Saya tersenyum, lalu menjelaskan dengan lembut,
"Kita gak boleh buang makanan sayang. Kalau belum habis, masukkan ke kotak makan supaya bisa dimakan nanti. Kalau buang-buang makanan, bukannya dihukum, hanya saja nanti Pak Presiden jadi sedih. Kalau makanannya habis, nanti adik tumbuh sehat, pintar dan bisa sekolah tinggi. Jadi kalau makanannya habis dan pintar, nanti bisa jadi pemimpin seperti Pak Presiden."
Si kecil pun mengangguk-angguk tanda paham, seolah sedang menyerap pelajaran hidup yang berharga. Tak lama ia pamit masuk kelas, mencium tangan dan mengejar anak tadi.
Nasihat Sederhana, Makna yang Dalam
Bagi saya, apa yang dilakukan sang ayah dalam pengalaman tadi menunjukkan bagaimana pesan moral yang mendalam bisa disampaikan dengan cara yang sederhana dan menyenangkan.Â