Penyebab NPD biasanya kompleks, melibatkan kombinasi faktor lingkungan, genetik, dan juga neurologis. Pola asuh yang tidak seimbang, seperti terlalu memanjakan atau terlalu kritis, dapat berkontribusi pada perkembangan NPD.
Misalnya, seorang anak yang selalu dipuji secara berlebihan mungkin mengembangkan rasa superioritas. Sebaliknya, anak yang tumbuh dalam kritik terus-menerus dapat mencoba menutupi rasa tidak aman dengan narsisme.
Studi menunjukkan bahwa riwayat keluarga dengan gangguan kepribadian atau masalah kesehatan mental lain dapat meningkatkan risiko NPD.
Selain itu, beberapa penelitian menemukan bahwa struktur atau fungsi otak tertentu mungkin berperan dalam munculnya gangguan ini, meskipun penelitian lebih lanjut masih diperlukan.
Lalu bagaimana dampak NPD pada kehidupan sehari-Hari?
NPD memengaruhi berbagai aspek kehidupan seseorang, termasuk hubungan pribadi, pekerjaan, dan kehidupan sosial.
Pengidap NPD sering mengalami konflik dalam hubungan karena ketidakmampuan mereka memahami kebutuhan emosional orang lain. Selain itu, mereka mungkin merasa kesepian atau frustrasi karena ketidakpuasan terhadap diri sendiri.
Dr. Craig Malkin, penulis Rethinking Narcissism, menjelaskan, "Pengidap NPD sering merasa kosong di dalam, meskipun mereka memproyeksikan kepercayaan diri yang tinggi. Narsisme adalah mekanisme pertahanan untuk menutupi rasa tidak aman yang mendalam."
Meski menantang, NPD dapat dikelola dengan pendekatan yang tepat. Berikut beberapa langkah yang disarankan oleh para ahli:
Psikoterapi Individu
Terapi perilaku kognitif (CBT) membantu pengidap memahami pola pikir mereka dan memperbaiki cara mereka berinteraksi dengan orang lain. Fokus utama terapi adalah membangun empati, memperbaiki hubungan interpersonal, dan mengelola rasa tidak aman.Dukungan Keluarga
Edukasi untuk keluarga pengidap NPD sangat penting. Dukungan emosional yang seimbang---tidak terlalu memanjakan atau menghakimi---dapat membantu proses pemulihan.Latihan Kesadaran Diri (Mindfulness)
Teknik ini membantu pengidap mengenali emosi mereka dan merespons situasi secara lebih sehat.-
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!