Mohon tunggu...
Nuning Listi
Nuning Listi Mohon Tunggu... Wiraswasta - ibu rumah tangga

Seorang ibu rumah tangga biasa yang

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Idul Fitri dan Perbedaan yang Kita Punya

30 April 2021   17:02 Diperbarui: 30 April 2021   17:07 84
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Indonesia terdiri dari ratusan budaya bahkan negara ini terdiri dari ribuan bahasa lokal. Juga keyakinan (agama)yang ada di nusantara ini. Kebinekaan ini memang membuat kita harus bisa menempatkan diri dengan baik. Suku Jawa tidak lebih baik dari suku Melayu. Juga suku Madura tidak lebih rendah dari suku Padang. Juga suku-suku di Papua yang ratusan jumlahnya itu sama dan setara dengan suku-suku di Jawa, Sumatera, Kalimantan di kepulauan Nusa dan Bali.

Karena budaya yang berbeda ini, maka kegembiraan dan kesedihan mungkin punya ungkapan yang berbeda. Ada yang hanya diam saja ketikabersedih, ada yang menangi meraung-raung dll. Kita mungkin tahu adat istiadat ketika seseorang meninggal akan diungkapkan secara berbeda. Di Bali misalnya kita akan bertemu dengan adat yang sangat cantik. Begitu juga adat kematian di Toraja akan berbeda dengan di jawa.

Begitu juga kuliner. Kita tahu bahwa kuliner Indonesia sangat beragam dan terpengaruh oleh bermacam pengaruh. Mie dan olehan tahu misalnya, adalah pengaruh yang sangat besar dari Cina dan Jepang. Begitu juga India yang juga mempengaruhi banyak masakan diantaranya adalah martabak.

Begitu juga masyarakat Indonesia punya cara sendiri-sendiri dalam memaknai bulan puasa dan  hari raya Idul Fitri. Ada megengan di Jawa, ada kebiaaan pawai obor yang diikuti oleh anak-anak di Jakarta dan Banten. Begitu juga pada saat Idul Fitri. Ada yang ketupat dan opor ayam yang tersaji usi salat Ied. Namun di Jawa ada kebiasaan hari raya ketupat yang berlangsung seminggu atau sepuluh hari setelah hari raya Iedul Fitri.

Biasanya makanan itu dimasak dengan jumlah yang cukup besar oleh sebuah keluarga dan kemudian dibagi-bagikan kepada tetangga baik yang muslim mapun non muslim. Kita sebagai muslim mungkin akan kedatangan tetangga yang non muslim yang akan mengucapkan selamat Idul Fitri.

Kebiasaan berbagi ini juga berlangsung dari masyarakat dengan ekonomi mampu ke masyakarakatdengan ekonomi lemah. Pada saat Idul Fitri kita juga diingatkan untuk memberi sedekah kepada yang tidak mampu, bahkan itu dianjurkan dalam agama. Membagi kebahagiaan dan harapan kepada saudara kita yang tida mampu merupakan hal yang sangat penting bagi orang beriman.

Kita memang ditakdirkan berda di wilayah dengan budaya dan agama yang berbeda-beda. Namun kita seakan diingatkan untuk tetap menghargai dn menghormati perbedaan itu.  

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun