Mohon tunggu...
Nastiti Cahyono
Nastiti Cahyono Mohon Tunggu... Editor - karyawan swasta

suka menulis dan fotografi

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Jihad dan Hijrah Kekinian

14 Mei 2019   11:08 Diperbarui: 14 Mei 2019   11:08 18
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Akhir-akhir ini kitasangat akrab dengan kata-kata hijrah atau jihad. Dua kata ini dikaitkan dengan agama. Hijrah adalah upaya untuk menjadi lebih baik. Sedangkan jihad adalah upaya sungguh-sungguh untuk memperjuangkan sesuatu.

Hanya saja seringkali orang atau khususnya generasi muda salah dalam memaknainya. Hijrah misalnya dimaknai sebagai perubahan atribut semisal dari yang tidak berjilbab menjadi berjilbab. Disertai dengan kegiatan pamer bahwa kini yang bersangkutan sudah meninggakan kebiasaan lama dan menapak kebiasaan baru yang dinilai lebih agamis. Misalnya rajin salat, puasa dan aneka atribut lain yang menampakan kesalehan.

Juga begitu dengan jihad. Semakin lama banyak orang salah melihat konsep jihad karena banyak orang melakukan kesalahan dalam mengkosepsi jihad. Semisal seseorang atau keluarga yang terlibat bom bunuh diri di Jakarta beberapa tahun lalu, bom Suarabaya danlain-lain dan dikatakan itu sebagai jihad. Begitu juga yang terjadi pada jihad di luar negeri. Banyak bom semisal bom Srilanka dan beberapa kejadian bom lain yang membuat orang bunuh diri karena keyakinan.

Akhirnya kita berada pada masa dimana jihad berarti kekerasan. Jihad juga akhirnya identik dengan agama tertentu karena banyak bom bunuh identik dengan agama tertentu. Padahal dalam terminology Arab, jihad adalah bersungguh-sungguh atau mengerahkan upaya maksimal untuk mencapai sesuatu. Dalam pemaknaan yang lebih luas, arti jihad adalah melawan sesuatu hal yang buruk atau salah.

Contohnya adalah melakukan dakwah untuk para napi yang dulu melakukan perbuatan salah dengan membunuh, merampok, menipu orang lain jika kita jihad terhadap mereka maka yang terjadi adalah upaya sungguh-sungguhndari kita untuk mengubah mereka menjadi baik. Sehingga pemaknaan h=jihad seharusnya positif dan baik, tidak seperti sekarang dimana jihad diartikan sama dengan upaya tertentu dari golongan garis keras untuk memerangi golongan lain yang mungkin berbeda keyakinan dengan mereka.

Konsep hijrah juga begitu. Tidak saja menyangkut atribut agamis tapi (harusnya) pada perubahan sikap dan perilaku yang lebih baik dari sebelumnya. Jika dulu jarang sala, kini rajin salat. Jika dulu  tidak memperhatikan ibu dan baoak sekarang memberi perhatian, meski kita sendiri punya keluarga. Pokoknya hijarah itu tidak berarti harus berjilbab, berjenggot dan atribut lainnya tapi perubahan sikap menjadi lebih baik.

Jadi tak perlu sombong bahwa kita hijrah atau jihad jika sikap dan presepsi kita masih salah dalam konsep itu. Jihad adalah upaya sungguh-sungguh untuk mewujudkan sesuatu. Hijarah juga begitu. Menjadi lebih baik setiap hari. Itulah konsep hijrah dan jihad kekinian.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun