Saya juga percaya, sisi manusia ini sering kali dilupakan. Padahal, sebanyak apapun teknologi yang dipasang, semuanya bisa runtuh kalau user-nya jadi celah masuknya serangan.
Tantangan Nyata di Industri
Industri seperti perbankan, layanan publik, startup digital, saya anggap sebagai yang paling 'rawan'. Sebab, semua transaksi mereka digital, operasional mereka tergantung pada sistem yang harus always on, dan downtime sekecil apa pun bisa jadi bencana.
Kalau sistem mereka diserang, bukan cuma soal kerugian materi, tapi juga kepercayaan publik bisa hancur seketika. Reputasi itu, seperti yang kita tahu, jauh lebih susah dibangun dibandingkan data recovery.
Itulah sebabnya, menurut saya, di sektor-sektor ini, pengamanan TI bukan lagi bagian dari IT saja. Tapi sudah menjadi strategi utama bisnis. Harus masuk ke rencana jangka panjang perusahaan.
AI dan Real-Time Detection adalah Masa Depan Keamanan Digital
Saya pribadi juga melihat bahwa teknologi berbasis AI akan menjadi tulang punggung keamanan digital di waktu mendatang. Bukan karena AI itu keren, tapi karena AI bisa bereaksi lebih cepat daripada manusia. Bayangkan, AI bisa membaca pola aneh, mendeteksi pergerakan mencurigakan dari kamera, bahkan mengenali serangan sebelum benar-benar berdampak.
Sistem seperti ini menurut saya sangat penting di data center atau sistem operasional penting. Sebab, percuma ada kamera kalau tidak ada yang nonton. Tapi kalau sistem bisa auto-alert, akan jauh lebih efektif.
Defense in Depth: Strategi yang Masuk Akal
Semua pendekatan yang saya ceritakan tadi sebenarnya masuk ke dalam satu konsep yang menurut saya paling masuk akal yaitu Defense in Depth alias keamanan berlapis. Satu lapisan gagal, ada lapisan berikutnya. Yang paling penting, semua lapisan ini saling menyambung. Bukan jalan masing-masing, bukan produk berbeda-beda yang tidak terintegrasi, tapi satu ekosistem keamanan digital yang menyeluruh.
Investasi Bukan Beban
Banyak yang menganggap cyber security sebagai biaya tambahan. Saya justru melihatnya sebagai investasi jangka panjang karena satu insiden siber bisa jauh lebih mahal dari biaya pencegahannya.
Lebih baik repot di awal, bangun sistem pengamanan menyeluruh, daripada panik ketika sistem diserang dan data bocor. Apalagi sekarang, serangan siber tidak lagi menyasar perusahaan besar saja. Perusahaan kecil pun bisa jadi target kalau ada celah.
Bagi saya pribadi, keamanan digital bukan sekadar alat tapi mindset. Bukan sekadar produk tapi komitmen menjaga integritas bisnis.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI