Mohon tunggu...
Agustian Deny Ardiansyah
Agustian Deny Ardiansyah Mohon Tunggu... Guru - Guru yang tinggal di Kabupaten Bangka Selatan, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung

Setiap tulisan yang saya tulis dan memiliki nilai manfaat pada blog kompasiana ini, pahalanya saya berikan kepada Alm. Ayah saya (Bapak Salamun)

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

7 Kiat Menulis Bagi Guru, Jangan Perfeksionis!

3 Agustus 2023   00:45 Diperbarui: 3 Agustus 2023   21:48 331
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Mencari Ide Menulis/Pixabay

"Orang boleh pandai setinggi langit, tapi selama ia tidak menulis, ia akan hilang di dalam masyarakat dan dari sejarah. Menulis adalah bekerja untuk keabadian"

(Pramoedya Ananta Toer)

Menulis adalah sarana komunikasi seseorang, dengan menulis seseorang mampu menjabarkan pemikirannya untuk ditelaah hingga lintas generasi.

Bahkan apa yang telah terjadi pada masa lalu dapat menjadi gamblang karena ditemukaanya sumber tulis.

Sebut saja Kitab Negarakertagama yang ditulis oleh Mpu Prapanca dimasa kerajaan majapahit, Kitab Sutasoma yang menjadi cikal bakal semboyan Bineka Tunggal Ika atau Kitab Arjunawijaya yang ditulis oleh Mpu Tantular.

Kitab-kitab tersebut ditulis jauh sebelum masa Indonesia merdeka seperti saat ini, namun ilmu, petuah atau makna yang terkandung di dalam kitab-kitab tersebut masih dipelajari hingga saat ini dan bahkan menjadi inspirasi bagi founding father negara kita.

Maka bisa dikatakan bahwa peradaban menulis yang dilakukan bangsa kita telah ada sejak zaman dulu dan menjadi sarana penghubung antara masa silam dan saat ini.

Begitu cerdas dan arif leluhur kita, selain membuat monumen yang hingga saat ini masih bertahan juga meninggalkan bukti tulis untuk menjadi sarana kita mempelajari kehidupan leluhur kita di masa itu.

Begitu juga dengan kita seharusnya, persis apa yang dituliskan oleh Pramodya Ananta Toer, yang intinya, dengan menulis kita akan diingat oleh zaman serta akan terus ada dan abadi, "menulis adalah bekerja untuk keabadian".

Oleh karena itu kita harus menulis untuk meninggalkan autetifikasi pemikiran kita sehingga bisa ditelaah dan dibahas oleh lintas generasi setidaknya yang paling kecil adalah keluarga kita, anak kita, cucu kita, cicit kita dan seterusnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun