Podcast Kalimasada di acara Cuanomix yang disiarkan di Youtube SCTV
Di bahasan pertama Prof Kaka nama sebutan lain dari Kalimasada ditanya tentang permasalahan Gen Z dalam mengelola keuangan, Kaka pun mulai bercerita "Gen z itu punya kekuatan akses terhadap uang. Mereka melek tentang keuangan tapi minim tentang literasi keuangan. Ada perbedaan antara kemampuan menghasilkan uang dengan cara mengelola keuangan. Hal tersebutlah yang menjadi Gap diantara Gen Z. salahsatu Solusi untuk mengantisipasi gap tersebut yaitu dengan literasi keuangan".
Dengan literasi keuangan Gen Z bukan hanya bisa menghasilkan uang tapi juga bisa dalam mengelelola uang bahkan meningkatkan uang. Karena is not how much money you make. Its about how much money you keep. (ini bukan berapa uang yang kamu hasilkan, ini tentang berapa uang yang kamu simpan)
Kaka menyebutkan juga "Walaupun data literasi keuangan kita menurut OJK slalu mengalami peningkatan akan tetapi masyarakat masih belum bisa mengelola uang. Kita bekerja itu artinya menukar waktu dengan uang. Pada dasarnya uang menjadi salahsatu indicator kebahagiaan. Semakin banyak punya uang semakin Bahagia, pun sebaliknya semakin sedikit punya uang maka semakin tidak Bahagia"
Menurut data US pada umur 40 tahun lah masyarakat bisa Merdeka finansial. Artinya tidak ada hal yang instan semua butuh proses. Mereka mulai bekerja dari umur 20 tahunan sampai berumur 40 tahunan sampai mereka mengalami proses dan fondasi yang kuat. Tak heran mereka bisa mencapai financial freedom dengan pondasi yang kuat. Lahh sedangkan di kita ?? semua pengen instan. Apa itu proses? Pengen langsung jadi orang kaya ajah langsung? (Begitulah curahan hati kecil si penulis juga) Â
Kemudian kak ditanya juga tentang Definisi kaya oleh seorang reporter cantik. Kaya raya menurut Kaka itu subyektif bgmana dia memegang, Dimana, bagaimana memperlakukan uang. Contoh buat apa punya uang Rp 10M tapi keadaan sakit, uang 1 M di desa akan beda dengan punya uang 1 M di Jakarta. Artinya Kaya ray aitu memiliki nilia subjektif. Terkadang banyak org membandingkan start setiap orang yang pada akhirnya menjadikan social comparation sangat kuat ditambah adanya media sosial. Padahal kehidupan seseorang dari mulai start sampai finishnya pun berbeda, tinggal bagaimana mereka menjalani proses hidup tersebut.
Bebas financial membutuhkan Skill mencari dan mempertahankan uang yang masing-masing berbeda. Prof Kaka menjelaskan bahwa ada 2 jenis investor :
- Risk averse. Tipe investor dengan meminimalkan resiko.
- Risk taker. Tipe Investor dengan Berani mengambil resiko. Â
Segala hal selalu ada siklus. Contoh musim hujan dan kemarau. Masa kemarau petani mulai menanam, sedangkan musim hujan mereka diam mencari aktivitas lain. Dalam hal ekonomi juga selalu ada siklus seperti boom, suatu kondisi keadaan semua senang Investasi naik barang dan jasa naik, penawaran dan permintaan naik, dll. Namun ada juga crash atau penurunan ekonomi. Semua akan mengalami siklus naik dan turun sesuai dengan penawaran dan permintaan. Tidak mungkin semua siklus naik selalu dan tidak mungkin suatu siklus turun selalu. Siklus itu akan tetap berjalan tidak akan berhenti. Disanalah orang-orang pintar bisa memaksimalkan peluang dengan modal yang dimiliki. Â
Apabila siklus sedang crash maka defensive menjadi alternatif. Ketika dalam crash tersebut sudah turun sampai titik jenuh disana peluang terbaik untuk compounding keuangan. Bisa menjadi alterntif dengan membeli asset dimanapun dan apapun ketimbang market sedang boom.
Hal yang Kita lakukan itu defensive dan eksploratif. Misal kita punya kerjaan bisa juga mempunyai peluang ngobrol dengan teman kerja tentang create bisnis, bangun skill personal, branding diri menjadi influencer yang menuju kepada eksploratif diri.
Kak juga menyebutkan bahwa Pasar tenaker on the way pasar persaingan sempurna. Dulu standar pekerja harus SMA tapi sekarang sudah banyak lulusan SMA, s1, s2 dan S3 tidak menutup kemungkinan akan sama, yang akan membedakan hal Uniqueness menjadi selling point yang menarik d era informatif harii ini. Apa yang bisa menjadi hal unik agar menjadi selling point yang menarik? Silahkan tanya dan temukan pada diri sendiri.