Mohon tunggu...
nuka evrin
nuka evrin Mohon Tunggu... Ra

Yakini

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Anak Bebek

5 Oktober 2025   12:16 Diperbarui: 5 Oktober 2025   12:16 9
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Di sebuah desa yang tenang, ada sebuah danau kecil yang dikelilingi oleh pepohonan rindang. Di pinggir danau itu, seekor induk bebek sedang mengerami telurnya. Ia menunggu dengan penuh sabar hingga tiba saatnya telur-telur itu menetas.

Hari demi hari berlalu, dan akhirnya terdengar suara krek... krek... dari dalam telur. Satu per satu, anak-anak bebek keluar dengan bulu kuning lembut dan mata yang berbinar-binar. Induk bebek sangat bahagia. "Selamat datang ke dunia, anak-anakku," katanya penuh kasih sayang.

Anak-anak bebek itu segera belajar berjalan, meski langkah mereka masih goyah. Ada yang jatuh terjerembab, ada yang berlari kecil lalu terhenti karena kakinya belum kuat. Induk bebek tidak bosan membimbing mereka. Ia berkata, "Jangan takut jatuh. Semakin sering kalian mencoba, semakin kuat kaki kalian."

Suatu pagi yang cerah, induk bebek membawa anak-anaknya menuju danau. Air berkilauan diterpa sinar matahari. Anak-anak bebek tampak penasaran, tetapi juga sedikit takut. "Ibu, apakah kita tidak akan tenggelam?" tanya salah satu anak bebek. Induknya tersenyum, "Kalian diciptakan untuk berenang. Percayalah pada dirimu sendiri."

Dengan sedikit ragu, seekor anak bebek mencoba masuk ke air. Awalnya ia panik, mengibaskan kakinya terlalu cepat. Tapi setelah beberapa saat, ia menemukan irama gerakan kakinya dan mulai mengapung. "Aku bisa, aku bisa!" serunya riang. Melihat itu, anak-anak bebek lain ikut masuk ke air. Dalam waktu singkat, mereka semua berenang dengan gembira di sekitar induknya.

Hari-hari berlalu, anak-anak bebek semakin pintar. Mereka belajar mencari makanan, bermain bersama, dan saling melindungi. Ada kalanya mereka bertengkar karena berebut serangga atau biji-bijian, tapi selalu berakhir dengan tertawa bersama. Induk bebek mengingatkan, "Hidup akan lebih indah jika kalian berbagi."

Namun, tidak semua hari selalu cerah. Suatu sore, hujan deras turun. Angin kencang membuat air danau bergelombang. Anak-anak bebek ketakutan dan berusaha mendekat ke induknya. Induk bebek menenangkan mereka, "Jangan panik. Ikuti aku, berenang perlahan ke tepi danau." Dengan sabar ia memimpin, dan akhirnya mereka semua selamat. Dari pengalaman itu, anak-anak bebek belajar arti keberanian dan kebersamaan.

Waktu terus berjalan. Anak-anak bebek tumbuh semakin besar dan kuat. Mereka tidak lagi takut mencoba hal baru, karena tahu bahwa setiap kesulitan adalah bagian dari pembelajaran. Mereka pun menyadari satu hal penting: selama bersama keluarga, mereka tidak akan pernah merasa sendirian.

Danau itu tetap menjadi tempat bermain mereka, penuh tawa dan keceriaan. Anak-anak bebek yang dulu mungil kini menjadi bebek muda yang percaya diri, siap menghadapi dunia.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun