Mohon tunggu...
Nugroho Endepe
Nugroho Endepe Mohon Tunggu... Konsultan - Edukasi literasi tanpa henti. Semoga Allah meridhoi. Bacalah. Tulislah.

Katakanlah “Terangkanlah kepadaku jika sumber air kamu menjadi kering; maka siapakah yang akan mendatangkan air yang mengalir bagimu?” (67:30) Tulisan boleh dikutip dengan sitasi (mencantumkan sumbernya). 1) Psikologi 2) Hukum 3) Manajemen 4) Sosial Humaniora 5) Liputan Bebas

Selanjutnya

Tutup

Surabaya Pilihan

Stiamak Telusuri Jejak sejarah Sunan Drajat di Paciran Lamongan yang masih eksis

18 Juli 2021   21:17 Diperbarui: 18 Juli 2021   21:27 1451
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kompleks makam Sunan Drajat (dokpri) 

Saya masih terus penasaran dengan jejak sejarah Walisongo yang menarik untuk ditelusuri legacynya. Dari sisi agama baiklah itu apa yang dinamakan barangkali Islamisasi budaya Jawa. 

Dari sisi lain barangkali malahan dapat dikatakan sebagai Jawanisasi Islam.

Seperti yang barusan saya kunjungi sore ini menggunakan jeda waktu mumpung sedang berada di kawasan Gresik sehingga tidak perlu menerobos penyekatan. (18 Juli 2021).

Stiamak Barunawati Surabaya merasa berkepentingan menjenguk legacy peradaban ini karena 3 alasan utama; 

(1) Tempat para Sunan ini adalah hinterland atau zona belakang Sekolah di mana sebagian student berasal dari wilayah ini sehingga perlu saling sapa dengan masyarakat setempat.

(2) Sunan Drajat adalah salah satu back up ekspert sosial masyarakat yang mendukung Kerajaan Demak yang punya sejarah perlawanan terhadap kolonial dengan latar belakang armada maritimnya.

(3) Siltaurahim dengan masyarakat sekitar Surabaya meskipun dengan menelusuri rekam jejak masa lampau sehingga cerita lisan akan dapat ditindaklanjuti secara literasi, utamanya administrasi bisnis masa lampau dalam menggerakkan sosial ekonomi rakyat.

Sebagaimana diketahui, para Sunan adalah tokoh masyarakat yang juga pegiat literasi, pembina lahan pertanian perikanan, dan UMKM di jamannya. 

Dari ibu kota Gresik saya setel jarak Sunan Drajat kok hanya sekitar 30 menitan. Saya pacu kendaraan bersama kolega hingga tiba di masjid Sunan Drajat. Letaknya di Kota Lamongan

Blaikk... ternyata memang keliru. Google map membaca peta masjid Sunan Drajat dan bukan makan Sunan Drajat. AKhirnya kami balik kucing menelusuri map yang benar yakni  Tomb Sunan Drajat.

Jadi yang mencari lokasi, jangan salah nge-klik G-Map, yang benar adalah di Tomb Sunan Drajat Paciran Lamongan, bukan yang di kota.

Kreator Pangkur 

Sunan Drajat ini adalah anak dari Sunan Ngampel dan masih famili dengan Sunan Bonang. Sunan Ngampel juga masih terbilang saudara dengan Maulana Malik Ibrahimatau Sunan Gresik.

Sunan Gresik juga masih kerabat dengan Sunan Giri yang juga dimakamkan di Gresik.

Kalau Sunan Giri pencipta tembang Pucung, maka Sunan Drajat ini pencipta tembang Pangkur. 

Menuju ke arah makam Sunan Drajat melewati jalan yang relatif bagus dan sebagian masih ada kawasan hutan. Namun di tekape tampak sepi karena secara resmi tutup selepas pandemi.

Ada sumur alam peninggalan Sunan Drajat (dokpri) 
Ada sumur alam peninggalan Sunan Drajat (dokpri) 

Jika dalam kondisi normal, sering banjir peziarah Wali Songo yang memang lokasinya Gresik Lamongan sangat berdekatan.

Kata kutipan yang menarik dari Sunan Drajat adalah sebagai berikut; 

Mnhana teken marang wong kang wuta,

Mnhana mangan marang wong kang luw,

Mnhana busana marang wong kang wuda,

Mnhana ngiyup marang wong kang kodanan.

 (Berilah tongkat pada orang buta, berilah makan pada orang yg lapar, 

berilah pakaian pada orang yg telanjang, berilah tempat berteduh pada orang yg kehujanan) 

(Berilah ilmu agar orang menjadi pandai, Sejahterakanlah kehidupan masyarakat yang miskin, 

Ajarilah kesusilaan pada orang yang tidak punya malu, serta beri perlindungan orang yang menderita)

Sunan Drajat adalah salah satu wali yang rajin membina warga melek literasi Al Quran dan memahami bagaimana harus berbuat baik kepada sesama manusia.


Kompleks makam dengan batu nisan besar-besar, menunjukkan kelas sosial ketika itu adalah bangsawan dengan kepemimpinan yang sangat dihormati oleh rakyat.

Sampai saat ini jejak sejarah masih bisa ditelusuri dan ada khaul yang sering diperingati oleh rakyat sebagai bentuk penghormatan dan doa bersama untuk para leluhur yang sudah mendahului berpulang.


Bagi yang penasaran, sila berkunjung di Paciran Lamongan, akses jalan sangat mudah dijangkau. (18.07.2021-Endepe) 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Surabaya Selengkapnya
Lihat Surabaya Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun