Menjaga silaturahmi selama pandemi adalah hal utama apalagi di Hari Fitri ini. Terus menjaga hubungan persaudaraan pertemanan persahabatan meskipun lewat virtual karena pandemi masih sangat mencekam. Terus disiplin protokol dan saling menyapa biarpun hanya lewat dunia maya.
Maka saya mencoba bertanya ke Gus Baha bagaimana merayakan Iedul Fitri di era pandemi ini, dan rangkumannya adalah sebagai berikut;
(1) Silaturahmi
Ini adalah utama. Menyambung tali persaudaraan. Namun di tengah COVID-19 yang melanda kita bisa menggunakan sarana lain untuk silaturrahmi. Bahkan, pengajian bersama Gus Bahaatau nara sumber lain juga tayang di You Tube ini juga menggunakan media canggih dari zoom.
Pertanyaannya apakah sama nilainya atau esensi atau unsur ibadahnya jika silaturahmi via zoom, whatsapp, telepon? Menuurt Gus Baha, sama tersebab semua ada darurat yang mengiringi, kalau bisa berkunjung secara fisik itu lebih baik, namun karena situasi pandemi ya lewat virtual pahalanya juga sama.
(2) Bersikap baik kepada orang tua
Birrul walidain, berbuat baik kepada orang tua semasa orang tua masih hidup, dan selalu berdoa baik orang tua hidup atau sudah wafat. Jika masih ada di antara kita yang memiliki egoisme tinggi sehingga menghalangi kita untuk berbuat baik kepada orang tua. Sering karena kesibukan duniawi membuat kita lupa bahwa di balik semua ini ada peran orang tua yang melahirkan kita.
Mari berbuat baik sebanyak-banyaknya kepada orang tua. Mulai dari hal kecil, seperti membuatnya tersenyum di malam lebaran, atau membantu pekerjaan rumah, atau hal-hal baik lain yang dapat membuat kedua orang tua tidak kecewa. Bagi yang orang tua sudah wafat, bersedekah untuk orang tua, dan selalu berdoa untuk keberkahan di dunia keabadian jika sudah wafat.
Gus Baha termasuk salah satu kyai yang menekankan penghormatan kepada guru, senior, dan orang tua. Dan ini sesuai dengan ajaran Nabi bahwa golongan muslim adalah yang menyayangi yang muda, dan menghormati yang lebih tua.
(3) Memperbanyak zikir, takbir, shalat, membaca al-Qur'an dan menahan diri untuk tidak membuat kerusakan umat.
Sekaligus hal ini disampaikan oleh Gus Baha di detik akhir pengajian sebagai ijazah yang dapat diamalkan oleh kita semua, yaitu menghidupkan malam hari raya dengan memperbanyak silaturahmi (poin pertama), birrul walidain (poin kedua) , zikir, istighfar, salawat Nabi, membaca al-Qur'an dan menahan diri untuk tidak melakukan kerusakan umat. Maksud dari Gus Baha adalah bahwa Lebaran sudah semestinya diisi terus dengan mengingat Allah, meskipun Ramadhan telah akan lewat. Iedul Fitri adalah kemenangan formal, sedangkan senyatanya masih perlu banyak pembuktian bagaimana bulan-bulan nanti apakah budi pekerti semakin baik, perilaku semakin berguna, atau bagaimana.
Sesungguhnya orang yang pahala puasanya diterima, kata Gus Baha sebagaimana sitiran dalam riwayat bahwa jika dari hari ke hari kita semakin baik dan semakin menjadi rahmat bagi alam semesta.
Selamat Lebaran untuk kita semua. (13.05.2021/Endepe)