Mohon tunggu...
Nugroho Endepe
Nugroho Endepe Mohon Tunggu... Edukasi literasi tanpa henti. Semoga Allah meridhoi. Bacalah. Tulislah.
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Katakanlah “Terangkanlah kepadaku jika sumber air kamu menjadi kering; maka siapakah yang akan mendatangkan air yang mengalir bagimu?” (67:30) Tulisan boleh dikutip dengan sitasi (mencantumkan sumbernya). 1) Psikologi 2) Hukum 3) Manajemen 4) Sosial Humaniora 5) Liputan Bebas

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Meluruskan Mitologi Lowo Ijo

19 April 2021   17:10 Diperbarui: 19 April 2021   18:00 5078
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Jejak Mataram di situs Pleret (tribunnews.com)

Dari sini cerita saling "menjatuhkan" terjadi. Bagi rakyat Mataram yang "pro Amangkurat I" yang memindahkan kraton ke Pleret, Pasingsingan akhirnya ditokohkan sebagai "antagonis". Namun bagi sisi lain, Pasingsingan adalah orang yang lurus karena menegakkan aturan agama.

Bagaimana kebenarannya, wallahu alam. 


Namun kelak di kemudian hari, Kraton Mataram Pleret akhirnya dibumihanguskan oleh pasukan Trunojoyo. Trunojoyo sendiri terbilang masih cicit dari Sultan Agung dari jalur darah Madura. Hiruk pikuk cerita ini silakan ditelusuri dalam link sbb: TRUNOJYO 

Lowo Ijo

Siapakah Lowo Ijo ini? 

Pondok Pesantren di Bangil Pasuruan Jawa Timur berkisah tentang ini.  Berbicara tentang pesantren, dalam sejarah Bangil memiliki pesantren yang sangat tua usianya, kurang lebih berusia 300 tahun lebih. Hal ini masuk akal karena jalur tapal kuda tersambung langsung dengan pesisir di mana kaum pedagang dari Yaman dan India juga sering berinteraksi. 

Di lihat sisi arsitektur bangunan, pesantren tersebut memang memiliki usia yang sudah tua. Pesantren yang bertempat di kelurahan Gempeng Bangil ini diberi nama Pondok Cangaan. Santrinya meluas dari Nusantara maupun Malaysia Brunei SIngapura dan Filiphina. Jalur santrinya memang mendunia ketika itu. 


Nah, pondok Cangaan menyimpan sejarah yang luar biasa. Pendiri pondok tersebut adalah wali Allah yang memiliki julukan Mbah Lowo Ijo (makamnya di Diwet Pogar), dengan nama asli Syekh Jalaluddin atau Syekh Abdul Qodir. 

Diberi julukan Mbah Lowo Ijo karena saat di kejar-kejar penjajah beliau menjelma menjadi Lowo Ijo. Dalam cerita yang lain disebutkan, julukan Lowo Ijo itu karena saat 10 ke tiga bulan Ramadan beliau melakukan sholat dan munajat di ranting-ranting pohon bahkan dedaunan. Kisah lain bahwa almarhum sangat suka bergamis hijau yang dinisbatkan sebagai warna kesukaan Nabi. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun