Meski demikian, ada yang mencari jalan aman yang intinya jika punya tabungan, emas, dan harta simpanan, maka perlu dibayarkan 2,5% dari aset tersebut dan dibayarkan zakatnya lewat BAZNAS, atau lembaga pemungut zakat lain yang diakui pemerintah.
(2) Belanja seperlunya, sedekah sebanyaknya
Era online mestinya pengeluaran bisa berlebih kalau lupa diri. Sebab tinggal ketak ketuk aplikasi, datang deh. Nah, dalam hal ini memang biar pengeluaran tidak berlebih, perlu dicatat semua hal yang urgen.
Di sisi lain, justru sadaqah yang perlu diperbanyak. Sebab sedekah itu yang akan terus bermanfaat bagi kita meskipun kita sudah mati. Biasanya yang disiplin membayar sekedah, juga sangat rapi mencatat pengeluaran keuangan.
Sehingga, kontrol keuangan akan semakin baik.
(3) Mudik semakin hemat
APalagi ini, bukankah mudik juga dilarang kan? Maka jadikan ini sebagai momentum untuk save duit misalnya: biaya bensin, angpao, baju baru yang tidak perlu, biaya piknik, gathering, dan lain-lain.
Nah, semua potensi pengeluaran itu dicatat dan tabung saja di Bank Syariah. Atau sebagian tetap disumbangkan ke panti asuhan, anak yatim, amal sedekah, dan sejenisnya.
Intinya jika kita memprioritaskan kewajiban kita sebagai umat, maka tata kelola keuangan juga akan tertata dan berlimpah barokah. Ini bukan tanpa bukti lho ya.... ada banyak bukti orang taat membayar zakat dan sadaqah tanpa dipaksa, kesadaran sendiri, dan malah heran kok karir meningkat, keluarga sehat, dan seterusnya, termasuk pengeluaran uang terkendali.
Mari kita berlomba dalam kebaikan. (18.04.2021/Endepe)