Mohon tunggu...
Nugroho Endepe
Nugroho Endepe Mohon Tunggu... Konsultan - Edukasi literasi tanpa henti. Semoga Allah meridhoi. Bacalah. Tulislah.

Katakanlah “Terangkanlah kepadaku jika sumber air kamu menjadi kering; maka siapakah yang akan mendatangkan air yang mengalir bagimu?” (67:30) Tulisan boleh dikutip dengan sitasi (mencantumkan sumbernya). 1) Psikologi 2) Hukum 3) Manajemen 4) Sosial Humaniora 5) Liputan Bebas

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Barencong Kitab Tasawuf Urang Banjar

12 April 2021   05:37 Diperbarui: 12 April 2021   05:42 5751
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Barengcong adalah kitab mistis yang disucikan di Kalimantan. Disucikan di sini bukan berarti menjadi kitab yang suci, melainkan berisi ajaran atau ujaran atau kutipan atau tafsir atau narasi dari penulisnya, yang secara formal tidak dikenal siapa orangnya. Memang ada yang mengatakan bahwa penulisnya adalah Datuk Sanggul, namun ada yang mengatakan bahwa bukan Datuk Sanggul yang menulisnya, melainkan itu "ajaran Datuk Sanggul", dan ditulis ulang oleh Syeh Arsad. 

Siapakah Datuk Sanggul itu? Siapakah Syeh Arsyad itu? 

Cerita punya cerita. Di sini memang tampak prihatinnya kita terhadap tradisi literasi, namun hanya berdasarkan kisah yang dikisahkan. Meski demikian, ya baiklah. Inilah cerita yang diceritakan tentang siapa Datuk Sanggul, siapa Syeh Arsyad itu.

Berdasarkan riwayat yang sudah diceritakan, dikisahkan seorang Syekh Haji Muhammad Arsyad Al Banjari, ulama Banjar  sedang melakukan shalat Jumat di Kota Mekkah.  Beliau adalah penuntut ilmu agama dari Banjarmasin, dan sampai sekarang jalur keilmuan masih bisa ditelusuri memang sampai ke Mekah Al Mukaromah. Diperkirakan beliau ini hidup di kisaran abad 16 - 17, atau awal 18  Masehi. 

Di sana, dikisahkan bahwa Syeh Arsyad  bertemu dengan seseorang yang mengenakan pakaian serba hitam. Usai berkenalan dengan salam, salawat, dan basa basi lain, lelaki berbaju hitam itu memperkenalkan dirinya bahwa ia bernama Datu Sanggul. Menurut pengakuan Datu Sanggul, berdasarkan cerita Syeah Arsyad, atas cerita dari kisah yang diceritakan, konon Datuk Sanggul ini tidak menggunakan apa-apa untuk sampai ke tanah suci. Jelas hal ini membuat Syekh Arsyad sulit mempercayainya. 

Dalam perspektif kejawen, kejawen versi Endepe, seperti dialog Bima dengan Bima Mini dalam lakon Dewa Ruci. Seperti dialog dengan diri sendiri yang diangkat dalam konteks spiritual. Ini tafsir saya lho ya....

Untuk sampai ke Mekkah, berdasarkan kisah yang dikisahkan tersebut, Datu Sanggul mengatakan bahwa ia mengandalkan kekuatan batinnya sehingga mendapatkan kekuatan dari Allah. Meskipun Syekh Arsyad masih susah untuk meyakinkannya, ia tetap menjalin persahabatan dengan Datuk Sanggul. Namun, Syekh Arsyad percaya bahwa Datuk Sanggul menggunakan cara lain untuk sampai ke Mekkah tetapi hal itu masih misteri.  Ilmu yang didapat Datuk Sanggul itulah yang diduga menjadi isi kandungan Kitab Barincong.

Syeh Arsyad sendiri dikenal sebagai penulis kitab masyhur, Sabilal Muhtadin, yang ditulis pada abad ke 18. 

Barencong Ilmu Marifatullah 

Ada yang mengatakan bahwa Kitab Barencong itu mistis. Sebenarnya tidak ada. (lihat di web. boombastis.com). Namun sebenarnya sampai saat ini ada dan sempat diteliti oleh Dede Hidayatullah, peneliti bahasa dari Kalimantan Selatan (2016). Bahkan kitab ini pun ada yang menjualnya. (cek di bukalapak.com).

Saya sendiri menyimpan versi tulisan tangan. Apakah asli? Wallahu alam. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun