Mohon tunggu...
Nugroho Endepe
Nugroho Endepe Mohon Tunggu... Konsultan - Edukasi literasi tanpa henti. Semoga Allah meridhoi. Bacalah. Tulislah.

Katakanlah “Terangkanlah kepadaku jika sumber air kamu menjadi kering; maka siapakah yang akan mendatangkan air yang mengalir bagimu?” (67:30) Tulisan boleh dikutip dengan sitasi (mencantumkan sumbernya). 1) Psikologi 2) Hukum 3) Manajemen 4) Sosial Humaniora 5) Liputan Bebas

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Agama Palsu Kaum Digital

11 November 2020   16:32 Diperbarui: 11 November 2020   17:20 317
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto: sms nyasar dari hantu neraka (dokpri)

***

Agama kaum digital adalah sebuah pertanyaan besar. Sangat serius. Kaum beragama versi ideal, adalah percaya bahwa menipu adlah perbuatan dosa. Namun bagi sebagian kaum digital, menipu adalah keisengan siapa tahu ada yang tertipu dan mau mengirimkan uang pajak dari hadiah yang diberitakan. 

Itulah kenapa seorang teman saya bilang: neraka itu ada gunanya, yakni sebagai tempat peristirahatan kaum penipu yang tidak pernah kapok mencari korban. Kejahatan berlapis, dari level sederhana sms tipu-tipu, sampai scamming yang lintas negara dengan korban kelas terdidik yang bodoh. 

Maka, era digital ini, menjadi pertanyaan apakah nilai keagamaan menjadi semakin palsu, hanya diambil sebagai sarana untuk citra diri, dan tipu menipu terus berjalan mencari korban. 

Jika demikian, mendingan ikut promosi 11 11 yang jangan-jangan juga ada unsur penipuannya. Harga diskon tapi tetap mehong.

Hukum alam: homo homini lupus. Manusia adalah serigala bagi manusia lainnya. Jika ingin membunuh serigala, ada baiknya kita mendatangkan kawanan singa. Atau, mempersenjatai dengan amunisi dan mesiu. 


KAum digital, sangat berpotensi menjadikan agama hanya sebagai bagian dari menipu orang lain. Karena mereka bergerak terus menebar tipuan, tanpa takut terhadap hukuman dari Tuhan yang Maha Benar. (11.11.2020/ndp)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun