Temanya agak berat. Apa hubungannya antara puasa dan peradaban transendental? Transendental itu sendiri apa ya ? Mumet juga menjelaskan dengan lugas. Intinya transendental itu melampaui material, atau melampaui nalar fisik manusia. Jika dikatakan peradaban transendental, kira-kira adalah peradaban yang mengagungkan dimensi Ilahiah atau trans-endental, yang menghubungkan keberadaan manusia dengan sesuatu yang melampaui fisik, tidak sekedar nir-fisik, namun meta-fisik.
Mumet hora kowe... podo aku.. hehe..
Mencoba mengaitkan puasa dengan peradaban transendental, ya sudah demikian kiranya. Puasa yang berdimensi fisik, sebatas menjaga dari haus dahaga, menahan lapar dan segala sesuatu yang membatalkan puasa. Itu puasa fisik.
Puasa yang meta-fisik, adalah bagaimana mengikutkan puasa fisik kita dengan puasa batin, sehingga kita mencapai derajat takwa.
Takwa itu apa ?
Mumet maneh hiki rek..
Derajat takwa itu yang menilai hanya Tuhan semata.
Namun ciri-cirinya bisa kita lihat. Orang makin tenang, makin baik akhlaknya, makin baik kepada tetangga, sayang kepada keluarga, mau dan suka menolong dengan jiwa raga dan harta benda, dan sebagainya.
Puasa yang sukses, adalah puasa yang bisa membaw makin baiknya peradaban.
Makin banyak orang yang bertakwa.