Mohon tunggu...
Nugroho Endepe
Nugroho Endepe Mohon Tunggu... Konsultan - Edukasi literasi tanpa henti. Semoga Allah meridhoi. Bacalah. Tulislah.

Katakanlah “Terangkanlah kepadaku jika sumber air kamu menjadi kering; maka siapakah yang akan mendatangkan air yang mengalir bagimu?” (67:30) Tulisan boleh dikutip dengan sitasi (mencantumkan sumbernya). 1) Psikologi 2) Hukum 3) Manajemen 4) Sosial Humaniora 5) Liputan Bebas

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Puasa dan Depresi

11 Mei 2019   10:58 Diperbarui: 11 Mei 2019   11:29 70
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ketika artis mencapai popularitas, maka melayang layang konsep dirinya di atas awan. Bertaburan dengan fasilitas, menambah percaya diri sekaligus unjuk diri. 

Namun, roda berputar. Kejayaan sirna, keuangan musnah. Lantas, apa yang dirasakan? Depresi.

Menghadapi ini, bisa potensi depresi; skripsi gak segera selesei, perjodohan tidak segera berjumpa, target keuangan meleset, penghargaan tidak ada, penghinaan bertaburan penistaan dan penghilangan peran sosial, hutang tidak terlunasi, tidak mampu lagi bersuara atau beropini, karena yakin, meski ini bisa keliru, bahwa orang lain dan diri sendiri, benar-benar buntu solusi.

Selalu ingin menangis. Atau bahkan ingin tidur. Atau justru tidak bisa tidur.

Apakah puasa menjadi salah satu solusi?

Puasa, jika dikerjakan dengan hati, adalah pengharapan besar terhadap karunia Allah. Puasa, menunggu waktu berbuka yang menggembirakan.

Puasa, menjadi hati tenang karena memiliki pengharapan; waktu berbuka, dan berharap pahala yang telah ditetapkan.

Puasa, adalah keyakinan gaib bahwa ibadah rahasia ini, ada yang Maha Mengetahui, semata karena takwa kepada Nya.

Puasa, yang sebenar-benar puasa, adalah keadaan pasrah diri untuk menghadapi kuasa Nya.

Bagi penderita depresi, menjalani puasa adalah sebuah kesadaran diri, hidup bukan sekedar bersenang-senang. DI balik penderitaan. kelaparan, waktu yang terasa lama menunggu waktu berbuka, pasti...... akan bertemu waktu berbuka.

............

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun