Mohon tunggu...
Rizki Nugraha
Rizki Nugraha Mohon Tunggu... Freelancer - Halo semuanya salam kenal

Penggemar Kopi di Pagi Hari

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Sains dan Agama

29 Desember 2019   09:02 Diperbarui: 29 Desember 2019   14:12 290
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Apa yang kita pikirkan ketika mendengar kata sains? Mungkin ada yang terbayang tentang pelajaran fisika, kimia, matematika, dan studi lain yang menyangkut tentang riset, experimen, sampai teringat kepada Einstein. 

"Science without Religion is lame, Religion without Science is blind" - Albert Einstein

Lalu apa yang terngiang di kepala kita saat mendengar kata Agama? Ada yang berpikir tentang iman, keyakinan, kepercayaan, atau pun orang - orang hebat seperti Muhammad, Yesus, Sidharta Gautama dan masih banyak lagi.

Agama membahas tentang dunia dan isinya, begitu juga dengan sains. Sains berbasis observasi sedangkan Agama berbasis iman, kepercayaan atau akidah. Keduanya, Sains dan Agama dapat saling bertentangan satu dengan yang lain.

Sebut saja topik yang sering diperdebatkan antara ilmuwan (scientist) maupun tokoh agama, yaitu tentang teori evolusi, kebangkitan Yesus, ataupun kisah Musa menyeberangi laut merah. Apakah agama dan sains tersebut bisa berjalan bersama?

Galileo Galilei adalah seorang astronom dari Italia yang merupakan penemu teleskop. Galileo berpendapat bahwa Bumi dan planet lain di tata surya berputar mengelilingi matahari sebagai pusat tata surya.

Oleh karena penemuannya ini, Galileo dimasukkan ke penjara seumur hidupnya karena teori pada jaman itu berpendapat bahwa bumi adalah pusat dari tata surya. Kebenaran yang diungkapkan oleh Galileo bahwa planet di tata surya mengorbit matahari membuat hidupnya berakhir tidak baik.

Menempatkan keyakinan kita pada posisi yang tidak sesuai dengan fakta yang sebenarnya, dan menempatkannya pada posisi diatas kebenaran dapat menjadi hal yang berbahaya. Dan bukan hanya Galileo, ada berbagai kisah baik orang maupun sekelompok orang yang dalam hidupnya mendapatkan pengalaman buruk, karena keyakinan yang berbeda. 

Ilmu pengetahuan yang kita pelajari seringkali bertolak belakang dengan ajaran maupun iman kita selama ini. Pembelajaran tentang iman dimulai sejak kita kecil sampai ke jenjang sekolah. Oleh sebab itu, seringkali kita membuat keputusan berdasarkan iman kita.

Pengambilan keputusan yang condong seperti ini tentunya tidak baik, apalagi jika keputusan yang diambil mempengaruhi orang -orang yang memiliki latar belakang keyakinan berbeda.

Pengambilan keputusan sebaiknya tidak didasarkan keyakinan dalam beragama, tapi akan lebih baik jika dilakukan berdasarkan riset atau observasi dari data - data yang tersedia. Itulah mengapa kita penting mempelajari Sains.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun