Mohon tunggu...
Nudinlubis Lubis
Nudinlubis Lubis Mohon Tunggu... wiraswasta -

Saat ini saya hanya seorang anak bangsa

Selanjutnya

Tutup

Politik

Curhat untuk Para Calon Gubernur Jateng

18 Mei 2013   22:39 Diperbarui: 24 Juni 2015   13:22 476
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Saya kok sedih rasanya liat tiga kandidat Calon Gubernur Jawa Tengah programnya apa, pandangannya apa ini kok belum jelas semua. Bagaimana tidak sedih, di Jawa Tengah ini saya punya hak pilih. Ada yang satu cuma pamer semboyan "Bali ndeso Mbangun Deso". Ya sudah begitu saja, isinya apa itu nggak pernah nyampe kaya apa programnya. Pokoknya wong ndeso pada pulang semua ke desanya.

Ada lagi calon Gubernur yang programnya pake kartu-kartu, nah ini saya juga kurang cocok. Selain nanti tetep nggak efektif, program kartu kan cuma akan jadi proyek pengadaan kartu saja. Sudah titik bagi saya sih hanya itu, wong KTP saja kadang-kadang nggak ada gunanya selain fotokopinya.

Ada lagi calon Gubernur yang programnya mau bagi-bagi uang, tiap desa dikasih uang sekian ratus juta. Lha kira-kira buat apa uang cuma ratusan juta, paling buat bikin jalan kampung selesai, ngapain kita punya Gubernur kalo baru bisa buat bikin jalan kampung.

Bapak-bapak calon Gubernur Jateng yang saya hormati, coba kita tengok pendidikan di Jateng, pendidikan yang untuk menyiapkan generasi tenaga kerja. Adakah pendidikan tersebut akan menghasilkan lulusan sekolah kejuruan yang selain menjadi pekerja pabrik di Jadetabek? Coba tengok ke SMK sampai di pelosok desa juga jurusannya otomotif dan komputer, suatu bidang ilmu yang tidak aplikatif pada lingkungan sekitar siswanya sehingga jika mereka tak hidup merantau maka menjadi generasi yang tidak mempunyai keahlian untuk menggarap potensi wilayahnya. Rata-rata kita ini orang tani, Jateng itu sungguh luar biasa dikaruniai tanah yang subur dan air yang melimpah. Masa kita mau bertani yang begitu-begitu saja.

Kita butuh SMK Pertanian, yang bisa menghasilkan tenaga teknis bidang pertanian. Anak-anak petani supaya bisa sekolah disitu GRATIS. Coba pikir saya punya tetangga anak petani sekolahnya STM, jurusannya otomotif, montir bengkel sudah banyak. Masa kita sudah hidup susah, bayar sekolah susah cuma keluar jadi babunya perusahaan otomotif. Andai dia sekolah dan diberi pendidikan tentang industri pertanian, mungkin wawasannya akan terbuka untuk terjun di dunia usaha pertanian dan menggarap lahan orang tuanya.

Coba bayangkan saja, akhir-akhir ini kita banyak diterpa lonjakan harga kebutuhan pokok yang tidak stabil, bulan ini daging nanti bulan depan bawang, harga buah impor mahal, semakin mahal. Jawa ini karunia Tuhan dengan tanahnya yang subur dan air melimpah. Airnya bisa mengalir ke utara dan selatan karena puncak tertinggi pulau ini tepat berada di tengah-tengahnya. Andai petani-petani kita dengan generasi barunya bisa menghasilkan hasil-hasil bumi yang lebih variatif dan berkualitas, tentunya negara ini tak perlu banyak-banyak impor, atau bahkan kita yang ekspor. Tak perlu lagi anak-anak muda Jateng ini harus cari kerja ke Jadetabek untuk jadi buruh pabrik otomotif yang nanti lebaran bermacet-macetan mudik.

Andai bapak-bapak cagub ini punya program ini, bapak cagub akan menuai hasilnya di akhir kepemimpinan menjadi gubernur jateng. Andai berhasil, akan menjadi modal yang sungguh luar biasa sebagai prestasi jika ingin mencalonkan kembali. Ya tentunya tidak cuma sekolah, tapi juga harus didorong investasi ke sektor pertanian. Dengan disiapkannya tenaga kerja yang handal, tentu tidak akan meragukan investor-investor untuk berinvestasi di bidang agrobisnis. Percayalah dasar suatu bangsa dan negara berdaulat itu pangan, bangsa agraris tidak diciptakan daya belinya sehingga konsumtif, tapi bangsa agraris itu bangsa yang mandiri, kuat dan punya nilai jual yang tinggi.

Begitu saja bapak-bapak calon gubernur curhatan saya, besok-besok mungkin saya akan curhat lagi.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun