" Kamera adalah kepanjangan tangan dari laki-laki yang memandang perempuan" Ujar Riesma.
Diujung sesi Riesma memberi statement bahwa kita sebagai generasi milenial dapat melakukan perubahan dengan cara berani berkarya dengan aksi nyata. " Perempuan dan laki-laki sama-sama memikul peradaban terbaik dalam kehidupan, Perjuangkan Kesetaraan, Beri Perubahan!" Pungkasnya.
Tak kalah menarik Ibu Anthin Lathifah, M.Ag sebagai narasumber kedua juga memberikan materi dengan tema " Merubah Stereotype Gender Menjadi Kesetaraan Gender" yang membuat peserta tambah antusias mengikuti kegiatan webinar ini.
Ibu Anthin mengatakan bahwa akibat dari adanya stereotype gender tedapat pandangan dan keyakinan yang cenderung menimbulkan penilaian negative karena melibatkan emosi, kognisi, memori , pembuatan keputusan bahkan munculnya skema gender mana yang pantas dan mana yang tidak pantas bagi laki-laki dan perempuan.
"Stereotype muncul karena 3 fakor yang pertama paradigma bias gender , ajaran patriarkhi dan juga budaya patriarkhi. Tanpa kita sadari stereotype sudah berkembang dan dapat kita identifikasi sejak kita memasuki masa SD yang mana membedakan jika anak laki-laki kuat sedangkan perempuan baik hati , memasuki masa remaja yang dianggap jika laki-laki macho dan perempuan lemah lembut. Kemudian masuk ke masa Dewasa yang bisa kita sadari jika pemimpin adalah laki-laki sedangkan perempuan hanya menjadi anggota" Tutur beliau.
Sebagai penutup Ibu Anthin Lathifah, M.Ag menyampaikan cara mengubah stereotype gender menjadi kesetaraan gender yakni dengan Rekontruksi paradigma adil gender, rekontruksi budaya patriarki menjadi keadilan gender dan pastinya semua itu dimulai dari diri kita sendiri.