Mohon tunggu...
I Nyoman Tika
I Nyoman Tika Mohon Tunggu... Dosen Kimia Undiksha - Hoby menanam anggur

Jalan jalan dan berkebun

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Cahaya dari Singapura: Surat Hening Untuk Suamiku di Singaraja

7 September 2025   22:10 Diperbarui: 7 September 2025   22:10 38
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sunset di Pantai Segara Penimbangan Singaraja-Bali ( Sumber :Travel. tribunnews.com) 

Malam di Singapura sering kali berpendar dalam cahaya neon yang tak pernah tidur. Dari jendela apartemen yang tinggi, Putri menatap ke bawah. Jalanan sibuk, kendaraan lalu-lalang, dan layar-layar digital di gedung pencakar langit menayangkan masa depan yang serba cepat. Namun di balik semua kerlip itu, hatinya selalu pulang ke Singaraja. Kepada satu nama yang ia panggil dengan penuh kelembutan:, yakni suaminya  dengan panggilan, Papa.

"Sekarang papa bisa lihat, dunia ini sedang menjunjung tinggi teknologi," tulis Putri dalam pesan yang baru saja ia ketik. Jarinya berhenti sejenak di atas layar ponsel. Ia menarik napas panjang, lalu menambahkan:

"Banyak pekerjaan manusia kini bisa dilakukan oleh AI, papa. Ratusan negara mulai mengganti sistem keuangan mereka dengan crypto. Semua berubah dengan cepat. Tapi jangan takut, papa. Mama ada di sini, berjalan lebih dulu agar kita bisa menyiapkan masa depan bersama."

Pesan itu terkirim, menyeberangi samudra, menembus malam yang tenang di Singaraja. Di sana, di rumah sederhana yang menghadap kebun kelapa dan laut jauh di ujung mata, suaminya membaca dengan mata berbinar.

Rindu yang Menyatu dengan Pasar Crypto

Sudah lima tahun lebih Putri menekuni trading. Ia duduk berjam-jam menatap layar, menganalisa pergerakan bitcoin. Dari candlestick yang naik-turun seperti detak jantung, ia belajar tentang sabar. Dari pasar yang tak bisa diprediksi, ia belajar tentang kepekaan.

"Papa sayang," tulisnya lagi, "keahlian analisis itu mahal. Tapi mama punya itu. Dan papa beruntung punya mama, karena papa bisa belajar juga. Kesabaran, kepekaan, dan kecerdasan---semua itu bukan hadiah, tapi hasil latihan panjang."

Sang suami tersenyum membaca kalimat itu. Ada rasa bangga, ada rasa kagum. Ia tahu, Putri bukan hanya perempuan cantik yang pandai berkata manis. Ia adalah perempuan yang kuat, yang berani menantang zaman.

Malam itu, ia membalas:
"Memang keahlian analisis itu yang mahal, mama. Ada beberapa cara menjadi kaya di era digital. Dan mama sudah membuktikannya. Papa benar-benar beruntung punya mama."

Pesan itu sampai ke Singapura. Putri membacanya dengan mata berbinar, bibirnya tersenyum, lalu ia berbisik dalam hati: Terima kasih, Tuhan. Cinta ini bukan hanya tentang rasa, tapi juga tentang jalan menuju masa depan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun