Oleh:
Nazril Syahrul Ramadhan, Giska Dwi Tama, Ibu Khomisah, M.A
"Membaca adalah alat paling dasar untuk meraih hidup yang lebih baik."Â -- Joseph AddisonÂ
     Membaca merupakan fondasi utama dalam pembentukan karakter, pengetahuan, serta kemampuan berpikir kritis seseorang. Di tengah perkembangan teknologi yang begitu pesat, masyarakat kini hidup dalam era digital yang  memudahkan dalam mengakses suatu informasi. Namun, di balik segala kemudahan tersebut, muncul tantangan yang harus dihadapi, yakni menurunnya minat baca, terutama di kalangan generasi muda.
     Hal ini terlihat dari jarangnya aktivitas membaca buku fisik, menurunnya jumlah kunjungan ke perpustakaan, serta rendahnya tingkat literasi berdasarkan survei nasional maupun internasional. Anak-anak dan remaja kini lebih tertarik pada konten hiburan instan di media sosial dibandingkan dengan membaca buku yang melatih konsentrasi dan ketekunan.
     Permasalahan ini harus kita bahas karena rendahnya minat baca akan berdampak pada melemahnya kemampuan literasi, kritis, dan pemahaman informasi secara luas. Di tengah arus informasi yang serba cepat ini, rendahnya literasi dapat menyebabkan seseorang lebih mudah terpengaruh oleh berita hoaks, sulit memilih informasi yang valid, dan tidak memiliki kemampuan berpikir secara mendalam. Oleh karena itu, perlu dilakukan kajian lebih lanjut mengenai faktor-faktor apa yang menyebabkan menurunnya minat baca di era digital ini, sebagai langkah awal dalam mencari solusi untuk memperkuat kembali budaya literasi.
Faktor Penyebab Rendahnya Minat Baca
      Menurut data UNESCO, Indonesia menempati posisi kedua terbawa dalam hal literasi dunia. Angka yang mengejutkan ini menunjukkan bahwa 0,001% Masyarakat Indonesia yang benar-benar memiliki minat baca tinggi itu berarti hanya satu dari seribu orang yang gemar membaca.
Menurut witanto, rendahnya literasi ini disebabkan oleh berbagai faktor, baik dari internal (di sekolah) maupun eksternal (dari luar sekolah):
1. Faktor internal sekolah
Pertama, sarana prasarana membaca di sekolah masih sangat terbatas. Banyak perpustakaan yang hanya menyediakan buku paket tanpa variasi bacaan lain, membuat siswa kehilangan minat untuk membaca secara luas. Ruang perpustakaan pun kadang kurang nyaman, sempit, pengap, dan tidak tertata rapi. Kondisi ini membuat kegiatan membaca di sekolah menjadi kurang menarik.