Mohon tunggu...
Suprihati
Suprihati Mohon Tunggu... Administrasi - Pembelajar alam penyuka cagar

Penyuka kajian lingkungan dan budaya. Penikmat coretan ringan dari dan tentang kebun keseharian. Blog personal: https://rynari.wordpress.com/

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

Perjalanan Siput Menuju Artikel ke 300

30 November 2022   20:05 Diperbarui: 1 Desember 2022   06:13 526
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi perjalanan siput menuju artikel ke 300 (kolase grafis pribadi)

Melongok statistik di profil Kompasiana, ada yang menarik. Tertera jumlah artikel dipublikasi 299. Berarti dengan tambahan artikel ini menjadi genap artikel ke 300. Haha sungguh dipas-paskan, bukankah setiap bilangan itu apik?

Tidak mengapa berhenti sejenak. Menengok ke titik awal perjalanan di Kompasiana. Wow sekian warsa berselang. Terasa bagaikan perjalanan siput di rimba raya kepenulisan.

Laju perjalanan yang sangat santai. Rerata artikel baru tayang semingguan. Apalagi pada tahun 2022, ini coretan yang ke 12, alamak rentang tayang bulanan. Beneran serasa siput yang merayap alias nggremet.

Ini siput unik, tidak sedang dalam format perlombaan adu lari dengan kancil alias rusa. Siput yang menikmati perjalanan. Meniadakan kecepatan pun bilangan. Berhenti untuk menyimak dan menikmati kesempatan.

Keistimewaan melangkah di rimba Kompasiana. Diperjumpakan dengan aneka sosok pembawaan. Sosok rimbun teduh mengayomi banyak insan. Sosok lain tampil trengginas menghampiri tebar persahabatan.

Rimba Kompasiana juga sekolah alam tanpa kelas. Bertebaran sesama pembelajar. Hampir tiada guru ataupun murid. Masing-masing berproses maju sesuai kapasitas dan keinginan. Inisiasi kurikulum merdeka belajar dalam kepenulisan.

Belajar di Kompasiana tanpa takut ancaman drop out, hanya lama tinggal kelas seperti siput Simbok kebun. Lah kalau artikel di take down atau akun dihapus ya buat akun baru lagi. Kompasianer sakti tidak pernah ada mati akun.

Antara kompasiana.com dan kolumnis kolom.kompas.com

Begitu sering terlontar gurauan menulis di Kompasiana dikira wartawan Kompas. Atau lontaran lain, belum berhasil menerobos Kompas menumpang karya di Kompasiana. Lah, bukankah memang satu induk, sesama anak dari Kompas Gramedia (KG).

Belum sempat mengalami era Kompasiana Freez, versi cetak Kompasiana. Kolaborasi apik antara Harian Kompas sebagai media arus utama dan Kompasiana berbasis konten racikan warga. Terasa sinergi antara keduanya.

Bentuk sinergi berikutnya berupa popular di Kompasiana, kurasi Kompasiana, tren blablabla Kompasiana yang tampil di Kompas.com. Rumpun artikel di Kompasiana dipublikasikan di kompas.com.

Teringat senangnya saat artikel Durian dan Tokoh Pewayangan (Kompasiana, 8 Maret 2019) nongol dalam bandrol kurasi di kompas.com 11 Maret 2019. Bertajuk [Populer di Kompasiana] Arti Penting Beras Bagi Budaya Batak | Indonesia Surganya Durian. Ditulis ulang dan diedit oleh Kompas dengan tetap mencantumkan utas artikel.

Menjadi kakak bagi beberapa artikel berikutnya yang digeret masuk kompas.com. Semisal coretan Kelana rasa rujak cingur dan warisan budaya (Kompasiana, 19 Juni 2021) dalam Tren life Kompasiana di kompas.com 23 Juni, 2021.

Menjadi sarana pembelajaran eh juga penghiburan bahwa menulis artikel di kompasiana.com sesekali dapat muncul di kompas.com. Tidak ada pembeda yang sungguh esensial, menurut saya pribadi. Toh, setiap tulisan akan menemui pembacanya dengan caranya sendiri.

Kini dihadirkan Kompasiana Infinite Program.  Tetap seperti biasa menulis artikel di Kompasiana. Tim infinite akan memilih dan mengemas ulang untuk tayang di Kompas.com. Tersemat benefit penghargaan finansial, pelatihan dan peluang karir. Beberapa Kompasianer sudah menuai program tersebut.

Beberapa teman Kompasianer juga merambah Kompas.com melalui jalur kolumnis. Mengapa tidak dijajal? Mari cermati teba isinya. Kita mendapat akun seperti ini dan dashboard di kolom.kompas.com seperti di Kompasiana.

Kita tetap dapat menulis sesuai dengan kapasitas dan kesukaan kita. Semisal nih, Sinergi kopi-tembakau dalam narasi budaya dan lingkungan. Aroma khas simbok kebun. 

Artikel kita submit kemudian diseleksi, bila lolos lanjut editing dan tayang oleh tim Kompas.com. Masa degdegan saat menunggu persetujuan. Lolos, syukur dan bila belum lolos dicoba lagi. Artikel dapat diolah ulang untuk tayangan lain.

Terdapat perbedaan dengan Kompasiana Infinite Program, penulis kolom tanpa imbalan. Keuntungannya lebih ringkas waktu seleksi. Namun tetap saja untuk penulis hardnews, berita yang butuh segera tayang terasa ada hambatan waktu eksekusi.

Weladalah, kisah Perjalanan Siput Menuju Artikel ke 300 koq jadi panjang. Terima kasih atas sapaan hangat teman teman telah berkenan membaca coretan ringan yang tersaji. Selamat menulis apapun dan dimanapun medianya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun