Mohon tunggu...
Suprihati
Suprihati Mohon Tunggu... Administrasi - Pembelajar alam penyuka cagar

Penyuka kajian lingkungan dan budaya. Penikmat coretan ringan dari dan tentang kebun keseharian. Blog personal: https://rynari.wordpress.com/

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Merancang Kegiatan Berkebun Menyenangkan bagi Anak

23 Juli 2021   19:25 Diperbarui: 24 Juli 2021   12:34 1311
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Merancang Kegiatan Berkebun Menyenangkan Bagi Anak (Dokumentasi pribadi)

Kebun di rumah bukan sekadar life hack. Sarana tumbuh kembang anak yang nyata. Untuk itu diperlukan keterampilan merancang kegiatan berkebun menyenangkan bagi anak.

Pada zamannya, kanak-kanak Poltak, Jonder, Berta, dan Tiur membantu orangtua bekerja di sawah sambil bermain. Begitupun Bambang, Joko, Siti, dan Sri berlepotan tanah menyiangi gulma di ladang sayuran. Era berganti, kini para bocah duduk manis asyik bertanam dengan aplikasi di gawai.

Kini banyak orangtua secara mandiri, komunitas maupun kesatuan sekolah merancang kegiatan di alam melalui berkebun. Berkali mendampingi teruna kebun menyemaikan bibit suka bertanam kepada usia anak. Merancang kegiatan berkebun yang menyenangkan bagi anak.

Tema kegiatan disesuaian dengan usia peserta, karakter komunitas dan kondisi riil di lahan. Semisal bertajuk Ceria di Ladang Gandum. Anak-anak diajak bermain sambil mengenal dan mengamati ladang dandum menguning. Tentunya tetap ada kegiatan bertanam sesuatu.

Utamanya kegiatan edu tani, pembelajaran bertanam sesuai usia. Kid Gardening, Kids on the Farm.... hehe terdengar keminggris ya. Menyesuaikan dengan nuansa anak-anak.

Bagian dari pembelajaran berpengalaman. Setiap peserta didik diajak serta melakukan kegiatan dengan pendampingan. Menumbuhkan kecintaan bercengkerama dengan alam. Juga edukasi bahwa setiap makluk hidup saling membutuhkan perhatian perawatan.

Menikmati keceriaan, antusiasme mereka selama pembelajaran. Kesan keceriaan yang mereka bawa pulang, sungguh terobati semua jerih lelah panitia penyelenggara. Merakit acara gardening for kids, berkebun untuk anak memerlukan perencanaan yang cermat.

Apresiasi atas kerja keras para sahabat dan teruna kebun selaku mentor kanak-kanak. Memperingati Hari Anak Nasional dan gerakan berkebun, ini rangkuman beberapa tip ataupun tutorial gardening for kids. Ketepatan rancangan menjadi kunci keberhasilan acara ini.

1. Fun. Setiap pembelajaran lebih mudah diterima apabila dikemas dengan fun. Belajar sambil bermain sesuai dengan usia dan karakter anak. Kegiatan diselenggarakan dengan suasana berbeda. Semisal lesehan di pendapa terbuka atau gubug (gazebo) di ladang lanjut di lahan terbuka.

Aku bisa cabut singkong (Dokumentasi pribadi)
Aku bisa cabut singkong (Dokumentasi pribadi)

Setiap tahap kegiatan berkebun dilaksanakan dengan fun. Warna-warni ceria dihadirkan sesuai dengan perkembangan usia kanak-kanak. Mengembangkan ranah kemampuan kognitif, psikomotorik, dan afektif.

2. Kid-based, berbasis kanak-kanak. Disajikan dengan pemahaman dan keterampilan kanak-kanak. Pekerjaan yang relatif sulit sudah dipersiapkan semisal pembuatan media tanam, wadah penanaman.

Pada pengenalan bertanam secara model wicks sederhana, wadah berupa bekas botol air kemasan sudah dipotong. Para peserta tinggal menggunakan. Pemilihan warna sumbu yang ceria menambah sukacita peserta.

3. Menanam tanaman yang dapat dimakan dan tumbuh cepat. Tampilan bibit tanaman seledri, sawi serta selada, eksotis memikat. Merangsang daya ingin tahu dengan warna dan corak daun yang berbeda. Kerap disajikan dalam menu harian dan cepat tumbuh.

Bibit tanaman cepat tumbuh, selada roman dan seledri (Dokumentasi pribadi)
Bibit tanaman cepat tumbuh, selada roman dan seledri (Dokumentasi pribadi)

Mari sisipkan ajakan suka makan sayur dengan bahasa kanak-kanak. Siapa nih yang tidak suka selada? Beberapa anak terlihat melirik ayah bunda yang mengantar dan ikut menyimak pembelajaran.

Sebenarnya ini juga sedang transfer kesenangan mendampingi anak berkebun kepada orang tuanya. Beliau menyimak sambil mereka adaptasi pendampingan kegiatan saat di rumah masing-masing.

4. Bermain kotor kan boleh.... Meski sudah dirancang dengan botol bekar air mineral dan media pecahan genting, tetap ada nuansa kotor. Beberapa kanak-kanak menoleh meminta izin ayah bundanya saat mencoba mengisi media ataupun belajar menanam.

Belajar sambil bermain....kotor boleh kan? (Dokumentasi pribadi)
Belajar sambil bermain....kotor boleh kan? (Dokumentasi pribadi)

Bersyukur orangtua mendukung dengan kode anggukan kepala ataupun acungan jempol. Jika peserta berusia lebih besar tidak ada salahnya diajak langsung ke lahan bermain tanah. Lucu juga menyimak peserta yang murid diantar guru pendamping minta izin lepas sepatu.

Ayo nak, rasakan dengan inderamu alam di sekitar. Mengamati bentuk dan warna. Menyentuh tanah yang lembab dengan tangan dan kakimu.

5. Disesuaikan dengan kondisi lokal. Bagi daerah dengan areal pertanian terbatas, materi berkebun yang diberikan semi hidroponik dan bercocok tanam vertikal yang dapat digantung dipagar rumah.

Mari dibuat variasi sesuai kesediaan lahan yang ada. Tidak ada petakan tanah, pagar pun jadi. Tanam di wadah yang dicantelkan.

6. Mempergunakan materi yang aman. Peralatan maupun bahan yang dipergunakan dirancang aman baik secara fisik maupun kimia.

7. Pendampingan. Usia kanak-kanak dengan rasa ingin tahu luar biasa. Mari berikan pendampingan, bukan selintas lalu dilepas.

Tim kebun menyediakan cukup banyak pendamping/mentor saat kegiatan. Selain pendampingan individu, mentor menstimulis kerja sama antar peserta. Nah melatih keterampilan sosial. Belajar berbagi kegiatan.

Mengenal tanaman wortel (Dokumentasi pribadi)
Mengenal tanaman wortel (Dokumentasi pribadi)

8. Menyisipkan kedisiplinan dan pembelajaran kehidupan. Kegiatan berkebun bukan hanya hal teknis. Menjadi sarana menyisipkan nilai kehidupan.

Belajar ilalang di ladang gandum (Dokumentasi pribadi)
Belajar ilalang di ladang gandum (Dokumentasi pribadi)

Saat kanak-kanak konvoi ke lahan gandum dengan antusias heboh. Rumpun gandum sedang memasuki tahap pembungaan yang rentan terhadap goncangan. Mentor memberikan aba-aba dan kanak-kanak dengan patuh menaatinya.

Berbaris di tepian hamparan saat mendengarkan penjelasan. Ada selipan mengingat, semisal materi sekolah minggu tentang ilalang di ladang gandum?...Inilah penampilannya, ceria di ladang gandum. Ih mirip ya dengan padi. Bukan loh mirip rumput, bantah yang lain.

Ceria di ladang gandum (Dokumentasi pribadi)
Ceria di ladang gandum (Dokumentasi pribadi)

9. Reuse (Pemanfaatan barang bekas). Berkebun juga sarana pembelajaran pemeliharaan lingkungan. Melihat wadah penanaman yang digunakan tersemat di benak kanak-kanak bahwa barang bekaspun dapat dimanfaatkan.

Penggunaan barang bekas untuk bertanam (Dokumentasi pribadi)
Penggunaan barang bekas untuk bertanam (Dokumentasi pribadi)

Memantik kreativitas dan kepekaan mereka. Coba saja di rumah pasti anak-anak senang saat barang bekasnya untuk wadah tanaman.

10. Project -- Pesan merawat tanaman. Kegiatan tidak dirancang purna begitu usai. Setiap tanaman hasil karya dibawa pulang dengan pesan merawat agar tanaman tumbuh subur.

Peserta boleh kontak mentor pendampingnya untuk lapor ataupun bertanya. Menyenangkan saat beberapa peserta menghubungi mentor. Ada yang mengirim foto tanaman yang mengering dan mengakui alpa menyiram.

Beberapa mengirim keragaan seledri yang merimbun. Olala ada yang membuat video singkat. Luar biasa keterampilan kreativitas kanak-kanak. Mari sirami biar subur kemampuan anak-anak.

Wasana Kata

Mengajak anak beraktivitas melalui kebun di rumah, bukan sekadar life hack. Proses pembelajaran kehidupan yang lebih luas. Untuk itu diperlukan hati yang merancang kegiatan dengan menyenangkan. Selamat melakukan aktivitas berkebun di rumah bersama buah hati terkasih.

Catatan:
*Semua foto diambil dari kegiatan sebelum masa pandemi Covid 19.
*dikembangkan dari artikel: Hi Kids...Berkebun Yuuk... yang disajikan pada blog pribadi Juli 2016.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun