Artikel ringan ini hendak mencuatkan kiprah perempuan-perempuan yang dijumpainya di kebun keseharian. Melalui aksi sederhana yang dijalani. Beliau-beliau ini tersebar di aneka wilayah kegiatan.
Perempuan menyiangi sawah tepian Rawa Pening (dok pri)
Seorang ibu sedang sedang matun (menyiangi) rumpun padi dari gangguan gulma pengganggu. Pekerjaan yang dilakukan sore hari di sekitar tepian Rawa Pening. Gulma dicabut dan dibenamkannya dalam-dalam untuk menyuburkan padi.
Perempuan menyulam bumi di kebun Lembang (dok pri)
Dengan gesit sambil bercanda dengan sesama, para perempuan sedang menyiangi tumbuhan di kebun Lembang. Tangannya cekatan memanen, membuang bagian yang tua agar tumbuhan utama tetap terpelihara. "Silakan dicoba, bunga kuning ini enak dimasak bersama mie instan" demikian tawarannya kepada kami yang kemudian membuktikan rasa penasaran kami.
Perempuan menyulam bumi, Gedong Songo (dok pri)
Bandungan yang berada di lereng Gunung Ungaran menjadi tujuan pariwisata alam. Ibu sepuh ini juga bagian dari perempuan menyulam bumi yang bekerja di taman kompleks Candisanga. Secara tidak langsung ikut menjaga keindahan taman.
Perempuan menyulam bumi bukit kapur, Gunung Kidul(dok pri)
Berikut adalah contoh di alam yang lumayan ekstrim. Perbukitan kapur yang sulit menyimpan air tidak menjadi penghalang perempuan menyulam bumi di Nglambor, Gunung Kidul. Beliau bertanam di ceruk-ceruk sempit yang relatif subur.
Perempuan menyulam bumidan energi lokal, Desa Ngargaloka (dok pri)
Mari simak betapa perkasanya ibu yang membawa kayu bakar di atas kepalanya. Beliau adalah perempuan dari Desa Ngargaloka sisi Timur Gunung Merbabu. Mengumpulkan rencek guguran ranting dari hutan.
Desa Ngargaloka rentan kebakaran di musim kemarau. Aksi ibu mengumpulkan sisa ranting kering tak hanya menjadi sumber energi lokal di dapur. Beliau secara tidak langsung mengurangi gesekan peletup api di lantai hutan.
Merumput bagian menyulam bumi (dok pri)
Kembali menikmati kekuatan seorang perempuan yang mengendong rumput di punggungnya. Rumput yang didapat dari hamparan di bawah tegakan aren penjaga lereng gunung Telomoyo. Rumput sebagai pakan ternak. Kotoran ternak sebagai pupuk, bagian dari biosiklus.
Nah yang ini adalah sahabat kebun, Ibu Nugraheni Widyawati. Kecintaan beliau adalah menularkan semangat urban farming. Tetap menyulam bumi di lahan terbatas area perkotaan. Aneka inovasi dituangkan agar lingkungan sekitar segar.
Menyulam bumi melalui edukasi urban farming (dok pri)
Tidak hanya mengajarkan langsung, beliau juga menuliskan buku-buku serial Urban Farming. Menginspirasi pembacanya untuk ikut berperan menyulam bumi. Memperindah sekaligus menjaga fungsinya.