Mohon tunggu...
Suprihati
Suprihati Mohon Tunggu... Administrasi - Pembelajar alam penyuka cagar

Penyuka kajian lingkungan dan budaya. Penikmat coretan ringan dari dan tentang kebun keseharian. Blog personal: https://rynari.wordpress.com/

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Artikel Utama

Menikmati Keasrian Togaten, Kampung Iklim Pertama di Salatiga

31 Januari 2018   11:22 Diperbarui: 1 Februari 2018   08:58 3598
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Permasalahan perubahan iklim yang bersifat global menjadi tangung jawab bersama setiap titah di bumi. Bagaimana masyarakat secara lokal komunal berperan serta? Mari bersama melongok Kampung Iklim Togaten, Kelurahan Mangunsari, Kecamatan Sidomukti, Kota Salatiga.

Kampung Iklim Togaten

Kesadaran dan upaya mewujudnyatakan kepedulian terhadap bumi melalui pembuatan biopori secara konsisten sejak tahun 2012 membuahkan hasil. Sebagian air hujan diperangkap di kawasan pekarangan untuk masuk ke dalam tanah. Langkah ini diapresiasi oleh Pemerintah melalui Pencanangan Proklim (Program Kampung Iklim) Kawasan Sahabat Biopori oleh Wali Kota Salatiga Yuliyanto, Kampung Iklim pertama di Kota Salatiga, Rabu (16/3/2016).

Kampung iklim tersebut berada di RW XI, khususnya RT 01 dan 03, Kelurahan Mangunsari Kecamatan Sidomukti. Memenuhi kaidah kampung iklim yang merujuk suatu lokasi yang masyarakatnya melakukan upaya mitigasi dan adaptasi perubahan iklim secara terukur dan berkesinambungan. 

Berbagai upaya yang secara terencana dan terus menerus dilakukan meliputi pembuatan biopori, sumur resapan, penghijauan dalam lahan terbatas, menjaga kebersihan lingkungan, mengolah sampah rumah tangga menjadi kompos. Bahkan kini dilengkapi dengan hutan mini, dipadukan dengan Program Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) dan Kawasan Rumah Pangan Lestari (KRPL).

Tamu studi banding dari DLH Kota Surakarta (Dokumentasi pribadi)
Tamu studi banding dari DLH Kota Surakarta (Dokumentasi pribadi)
Beberapa sekolah menggandeng kampung iklim Togaten untuk bekerja sama. Juga kunjungan dari instansi lain semisal Dinas Lingkungan Hidup Kota Surakarta pada hari Selasa, 30 Januari 2018 yang mengajak pengurus bank sampah dari aneka desa/kelurahan di wilayahnya. Memenuhi 'jawilan' Ibu Kanti Astuti, salah satu anggota dewan penasehat kampung iklim Togaten, saya berkesempatan ikut melongok dan menyajikannya bagi para sahabat pembaca kompasiana.

Biopori dan Sumur Resapan

Semakin terbatasnya areal terbuka bahkan di kawasan pekarangan seputar rumah, menyebabkan limpasan air hujan mencari jalan alirannya. Pembuatan biopori di pekarangan memberi kesempatan air hujan masuk ke dalam tanah. Apalagi dengan pemeliharaan lubang resapan biopori dengan umpanan sampah organik menyebabkan aktivitas fauna tanah meningkat dan terbentuk pori secara biologis seturut dengan kaidah dasar biopori dengan bonus panenan kompos secara berkala.

Tak cukup dengan kawasan ramah biopori, kampung iklim Togaten juga mengajak warganya untuk membuat sumur resapan terutama air limpasan dari area cucian, kamar mandi maupun dapur. Limbah domestik alias grey water ini tidak diizinkan masuk ke selokan pembuangan di luar pekarangan. Sebagai tolok ukur keberhasilan, selokan di kompleks perumahan Togaten RT 3 ini pada musim kemarau kering, karena selokan memang hanya diperuntukkan bagi air hujan.

Penghijauan dalam Lahan Terbatas

Pekarangan warga RT 03 Togaten (Dokumentasi pribadi)
Pekarangan warga RT 03 Togaten (Dokumentasi pribadi)
Mendengar kata penghijauan biasanya imajinasi kita mengarah pada program dan kegiatan pemerintah dengan kawasan luas dan tanaman super besar. Kampung iklim Togaten mengadopsi dengan apik, intinya setiap pekarangan seberapa pun luas/sempitnya silakan bercocok tanam. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun